Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mengajak para mahasiswa untuk mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan melalui koperasi. “Saya mengajak para mahasiswa untuk tidak ragu memilih koperasi. Koperasi cocok untuk dipilih, karena memiliki potensi besar untuk berkembang, termasuk di sektor pangan,” kata Arif, saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Dukungan Ketahanan dan Kemandirian Pangan Melalui Kebijakan Pengembangan Koperasi dan UMKM, di Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta, Jumat (24/11).
Terlebih lagi, lanjut Arif, Indonesia memiliki kekayaan alam yang begitu melimpah, yang bisa dimanfaatkan dan dijadikan potensi dalam pengembangan usaha ke depan. “Setiap daerah pasti memiliki produk khas. Itu bisa dikembangkan dan dijadikan produk unggulan daerah melalui koperasi,” ucap Arif.
Arif menjelaskan, KemenKopUKM kini tengah fokus mewujudkan koperasi modern di Indonesia. Salah satunya, Koperasi Pangan Modern yang telah mengadopsi teknologi, berpotensi ke dalam skala industri, memiliki akses terhadap sumber-sumber permodalan dan pasar. “Sehingga, menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan manfaat yang besar kepada anggotanya dengan mengedepankan nilai dan prinsip koperasi,” jelas Arif.
SesKemenKopUKM memaparkan, ada tujuh kriteria sebagai koperasi moderen. Yaitu, terhubung dengan offtaker, mengadopsi teknologi/inovasi, memiliki akses terhadap sumber pembiayaan, skala industri/kapasitas produksi besar, hinggga melakukan sinergi antar pihak/berbasis ekosistem. “Yang lainnya, harus profesionalisme tata kelola dan manajemen, serta berbasis anggota dan nilai tambah yang tinggi,” kata Arif.
Selain berkoperasi, Arif juga mengajak mahasiswa menjadi wirausaha setelah lulus kuliah kelak. Terlebih lagi, saat ini, pemerintah telah mencanangkan program untuk mencetak 1 juta wirausaha baru yang lahir dari kalangan generasi muda.
“Dan untuk mencetak wirausaha yang tangguh dan mandiri harus dilakukan secara by-design. Harus terus-menerus dilakukan pendampingan sejak awal hingga menjadi wirausaha yang tangguh dan mandiri,” kata Arif.
Maka, lanjut Arif, sangat tepat bila mahasiswa memilih jalur menjadi wirausaha, karena saat ini peluangnya begitu terbuka lebar. “Selain harus tangguh, para wirausaha muda harus memiliki banyak ilmu, mau dan berani mencoba, hingga jangan takut gagal. Ada survei menyebutkan bahwa lebih dari 70% dari kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa, ingin menjadi wirausaha. Maka, jadilah wirausaha yang mampu mencetak lapangan kerja, jangan menjadi pencari kerja,” jelas Arif.
Dalam kesempatan itu, SesKemenKopUKM juga menjelaskan berbagai program strategis dalam pengembangan koperasi, UMKM, dan kewirausahaan, yang bisa dimanfaatkan masyarakat generasi muda.
“Kita sedang kembangkan Rumah Produksi Bersama dan Rumah Layanan Kemasan, yang bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya,” kata Arif.
Arif menjelaskan, desain program Layanan Rumah Kemasan diantaranya penyediaan tenaga desainer yang dapat mendesain kemasan sesuai segmentasi pasar produk usaha mikro, hingga penyediaan layanan kemasan yang dapat memproduksi kemasan dalam skala kecil dan biaya terjangkau. “Juga, manajemen pengelolaan layanan kemasan secara profesional dan terpelihara,” ucap Arif.
Tak hanya itu, Arif pun menyebut program Redesign PLUT-KUMKM/ New PLUT sebagai pembentukan Expert Pool. Pengembangan The New PLUT merupakan kolaborasi dari Kementerian/Lembaga, Pemda, lembaga pendidikan dan swasta.
Layanan disana yang dimanfaatkan para pelaku koperasi dan UMKM adalah Coworking Space, konsultasi bisnis dan pendampingan, promosi dan pemasaran, pelatihan teknis dan manajerial, inkubasi bisnis, perizinan dan sertifikasi usaha, seleksi atau kurasi, hingga perluasan kemitraan.
“Sasarannya untuk menciptakan wirausaha muda yang produktif, inovatif, dan berkelanjutan,” kata Arif.
Sementara itu, Rektor UGM Prof Ova Emilia menyebutkan bahwa koperasi merupakan salah satu kekuatan ekonomi luar biasa yang tidak bisa diabaikan kehadirannya dalam perekonomian nasional. “Pasalnya, koperasi memiliki prinsip ekonomi kebersamaan, keadilan, dan juga kemandirian,” kata Prof Ova.
Oleh karena itu, Prof Ova mengakui, program-program dari KemenkopUKM sangat komprehensif dan layak untuk dipelajari bersama. “Ini menjadi tantangan bagi para mahasiswa untuk menjadi wirausaha dengan berkoperasi. Karena, koperasi dan UKM adalah tulanh punggung perekonomian nasional. Dan tugas kita adalah memperkuat peran koperasi dan UKM,” ujar Prof Ova.