Kesempatan bagi produk kuliner UMKM untuk masuk pasar internasional, khususnya Inggris Raya, tampaknya semakin terbuka lebar saat Smesco Indonesia menggandeng Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris untuk Indonesia mengangkat kuliner UMKM dalam ajang Halal Expo yang rutin digelar di Inggris.
“Ada satu permintaan dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki yang disampaikan dan di follow up British Embassy di Indonesia sampai sekarang, yaitu bagaimana caranya produk makanan Indonesia, terutama makanan halal Indonesia bisa masuk ke Inggris Raya,” kata Direktur Bisnis dan Pemasaran Smesco Indonesia Wientor Rah Mada dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (30/3).
Wientor menyebutkan, salah satu hal yang sebetulnya cukup menarik adalah di Inggris ada ajang Halal Expo dan itu salah satu yang terbesar. “Dan Smesco sebetulnya sudah didorong terus oleh teman-teman dari British Embassy untuk memasukan produk UMKM ke Halal Expo,” ujar Wientor.
Ditambahkan Wientor, Smesco memiliki informasi bahwa Halal Expo yang ada di Inggris itu bagus sebagai titik masuk ekspor produk kuliner Indonesia, ke dalam jejaring rantai pasok yang lebih luas yaitu Eropa dan Halal Expo banyak juga dihadiri buyer dari Afrika.
“Tantangan ekspor produk kuliner UMKM ke Inggris Raya yang utama adalah food safety-nya. Standar keamanan pangannya harus betul-betul diterapkan baru kita bisa masuk ke dalam Halal Expo di Inggris, kita coba dobrak, ini pasar yang luar biasa besar,” tutur Wientor.
Bahkan, Head of Low Carbon, British Embassy of Indonesia Lanto Jones mengungkapkan,, kolaborasi antara Smesco Indonesia, British Embassy, dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), diharapkan mampu menghasilkan sinergi bagi industri makanan dan minuman Indonesia. Terutama, dalam konteks pengembangan pasar internasional dan peningkatan kualitas produk.
“Sebagai prioritas, Inggris dan Indonesia berupaya meningkatkan investasi dan perdagangan yang memiliki potensi ekonomi berkelanjutan untuk memacu kemakmuran, meningkatkan lanskap bisnis global, dan memperkuat hubungan bilateral kedua negara,” ujar Ianto Jones.
Sementara itu, Manager Program Future Citiies, FCDO Kedutaan Inggris Raya Barikatul Hikmah Albar Salim menambahkan, tantangan bisnis yang dihadapi bagi kedua negara adalah ketika UMKM akan memasukkan produk ke Inggris.
Isu terberat adalah tentang standar keamanan pangan yang diberlakukan otoritas Inggris, sementara pengusaha Inggris saat memasukan barang ke Indonesia titik beratnya lebih ke ketentuan mengenai halal.
“Dari Inggris sendiri sudah menjelaskan, UMKM atau perorangan itu bisa masuk ke pasar UK, selama persyaratannya terpenuhi. Jadi, UMKM ini kebanyakan perorangan dan skalanya kecil, itu ada potensi untuk bisa masuk UK. Diharapkan Smesco bisa bisa mendorong UMKM untuk mencoba memasuki pasar UK yang awalnya dari Trade Expo itu dulu,” kata Barika.
Aspek Kualitas
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman mengatakan, berdasarkan kolaborasi ini ada potensi besar untuk meningkatkan daya saing industri makanan dan minuman Indonesia di pasar global terutama dengan memperhatikan aspek kualitas, keamanan pangan, dan kepatuhan terhadap standar internasional, termasuk standar halal.
Adhi Lukman mengungkapkan, Indonesia juga memiliki potensi pasar bagi pengusaha Inggris, berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2023, Foreign Direct Investment atau investasi asing pada sektor industri makanan dan minuman terdapat 2.899 proyek dengan besaran investasi senilai 2,139 juta dolar AS dan performa Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai 1,4 triliun dolar AS dengan pengeluaran konsumsi pangan sebesar 51 persen dan irisan konsumsi pangan olahan sebesar 16,32 persen.
“Ini merupakan pasar yang ceruknya masih besar bagi pelaku bisnis,” kata Adhi Lukman.
Hendarsyah Aditya, Paragon Business Ecosystem External Lead, sebagai wakil dari kelompok profesional bisnis mengatakan, ada dua produk unggulan yang memiliki potensi pasar yaitu kuliner dan fesyen untuk bisa masuk ke pasar di Inggris.
Menurut Aditya, ada strategi membangun pasar dan interelasi dengan konsumen di Inggris di antaranya dengan mengadakan pameran-pameran di tempat publik dan menemukan pihak-pihak di Inggris, baik itu asosiasi dagang atau organisasi-organisasi tertentu yang bisa membantu UMKM mendapatkan kemudahan izin untuk membawa produk ke pasar Inggris.
Sementara, Yuniarti, pelaku UMKM bidang kuliner pangan olahan bumbu rendang dadak hitam matang siap makan dengan brand Tek Noeni, menceritakan pengalamannya.
“Wow, buat saya ini sesuatu banget, tercerahkan. Prinsip saya begini, kalau kita mau menuju sesuatu, kita harus punya caranya, harus punya metodenya, nah mencari metode itu saya harus belajar, Smesco membuat saya mendapat tempat belajar,” kata Yuniarti.
Lebih lanjut Yuniarti mengatakan, kolaborasi ini merupakan peluang besar bagi UMKM untuk bisa masuk pasar ekspor walaupun tidak mudah.
“Tapi ini peluang besar untuk menambah wawasan, karena memang produk Indonesia ini bagus-bagus dan dibutuhkan, Inggris ini kan bisa menjadi pintu masuk ke pasar Eropa yang bisa menyebar produk ke negara-negara lain,” kata Yuniarti optimistis.