Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, program Entredev 2024 ini memfasilitasi para pelaku usaha agar memiliki tata kelola bisnis yang baik sehingga dapat mendukung pertumbuhan dan pengembangan usahanya secara lebih cepat.
Melalui pendamping sebagai enabler, peserta Entredev akan difasilitasi untuk mempraktikkan tata kelola bisnis wirausaha melalui kegiatan konsultasi bisnis dan pendampingan usaha. Metode konsultasi dan pendampingan dirancang secara terstruktur dan berkelanjutan untuk membantu wirausaha dalam mengembangkan usahanya.
“KemenKopUKM melakukan perubahan yang signifikan dimana para Asisten Deputi yang satu dengan yang lain terkoneksi, sehingga program yang kita lakukan tidak putus di tengah jalan. Entredev ini menjadi entry gate bagi wirausaha untuk bertumbuh” kata Siti Azizah dalam sambutannya pada Grand Opening Program Entredev di Bali, Jumat (14/06).
Entredev 2024 fokus pada sektor health, beauty and wellness, agrikultur serta teknologi yang diikuti oleh 2.300 peserta yang tersebar di 33 Propinsi di Indonesia. Peserta Entredev ini terdiri dari sektor teknologi 500 peserta, agrikultur 1.000 peserta dan sektor health, beauty and wellness 800 peserta.
“Kita harap dari 2.300 peserta yang terpilih ini adalah wirausaha inovatif pencipta lapangan kerja. Sebab untuk menjadi negara maju kita butuh minimal 4 persen rasio wirausaha dimana saat ini kita masih tertinggal dengan negara-negara tetangga,” kata Siti Azizah.
Belajar dari program Entredev 2023, program ini telah membantu memperbaiki model bisnis peserta mulai segmentasi pasar, peningkatan omzet per bulan hingga 30-40 persen, akses pada pasar premium dan kesadaran dalam SDGs dengan traceability asal produknya. Selain itu telah terjalin beberapa kolaborasi dengan stakeholder terkait dalam perluasan pasar, e-marketing, pengembangan produk, dan legalitas perizinan.
“Kita harap bapak-ibu semua bisa menjadi agent of change karena kita perlu mengubah paradigma dan pola pikir dari pekerja menjadi pencipta lapangan kerja. Jadi jangan pernah menyerah karena para wirausaha ini diharapkan dapat membantu meningkatkan perekonomian nasional,” kata Siti Azizah.
Peserta Entredev 2024 ditetapkan berdasarkan hasil asesmen dengan proses penyaringan yang berdasarkan performansi bisnis dan penguasaan dasar praktik bisnis. Sosialisasi/open call program Entredev 2024 telah dilaksanakan pada 6 Februari-22 Maret 2024 dengan pendaftar lebih dari 4.000 dari 34 Provinsi.
Adapun tahapan kegiatan Entredev 2024 meliputi case session dan pendampingan online, growth sprint untuk mencapai target pertumbuhan jangka pendek, stakeholder meetup, dan collaborative engagement untuk membantu akselerasi usaha wirausaha.
“Entredev tahun ini memasuki tahun ketiga. Dari hasil evaluasi dan pengembangan Entredev 2023, kebaruan tahun ini adalah para stakeholder telah dilibatkan sejak tahap pencapaian target jangka pendek (growth sprint), diharapkan kebutuhan para peserta teridentifikasi lebih awal,” kata Siti Azizah.
Sebagai salah satu komitmen kolaborasi, Deputi Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian BSN Zakiyah mengatakan siap mendukung peserta Entredev 2024. “Untuk dapat mengakuisisi pasar dalam maupun luar negeri dibutuhkan standarisasi, BSN siap memberikan pembinaan khususnya dalam pemenuhan dan penerapan SNI” ucap Zakiyah.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Wayan Ekadina mengapresiasi KemenKopUKM yang konsisten mengadakan program pendampingan kewirausahaan secara berkelanjutan.
Wayan mengakui bahwa program Entredev 2024 ini dapat menjadi wadah bagi pelaku usaha khususnya di Bali untuk dapat tumbuh berkembang lebih cepat dan tangguh.
“Mudah – mudahan melalui Entredev 2024 yang dimulai dari Bali ini, para pelaku usaha dapat segera berbenah diri, terus berinovasi dan menguatkan tekad untuk menjadi pengusaha yang lebih tangguh dan kuat serta berkelanjutan,” ucap I Wayan Ekadina.
Menurutnya keberlanjutan sebuah program pembinaan terhadap pelaku usaha/ wirausaha melalui Entredev 2024 ini mutlak diperlukan demi menuju Indonesia Emas di tahun 2045. Hal ini sejalan dengan amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 tahun 2022 tentang pengembangan kewirausahaan nasional.
Sementara itu Direktur Pengembangan UKM dan Koperasi Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) Mahatmi Parwitasari Saronto menambahkan, dalam jangka panjang pemerintah ingin meningkatkan rasio kewirausahaan ke level 8 persen di tahun 2045. Saat ini pencapaian rasio kewirausahaan nasional baru sekitar 3,04 persen sehingga dibutuhkan tambahan sekitar 5 persen.
Untuk itu, kata Mahatmi, melalui program Entredev 2024 ini diharapkan menjadi salah satu wujud kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mendorong peningkatan jumlah wirausaha nasional yang tangguh. Meski tidak mudah, namun dia optimistis dengan sinergi dan kolaborasi target tersebut dapat tercapai.
“Dengan cita-cita yang tinggi dan dengan kondisi perekonomian seperti saat ini, maka seluruh upaya perlu kita lakukan untuk terus mendorong penciptaan lapangan kerja baru,” kata Mahatmi.
Terkait pengembangan kewirausahaan di sektor health, beauty and wellness, agrikultur dan teknologi yang diusung di dalam program Entredev 2024 ini, Mahatmi mengklaim masih sangat relevan dengan target pembangunan yang ditetapkan dalam dokumen RPJPN 2025 – 2045. Oleh sebab itu diperlukan dukungan dari semua pihak agar seluruh sektor ini dapat berkembang dengan baik.
“Khususnya di sektor pertanian dimana pada tahun 2045 produktivitas pertanian harus naik 5 kali lipat dibandingkan 2022 karena kita ingin jadi negara maju sehingga harus ditingkatkan produktivitasnya. Manufaktur merupakan elemen kunci transformasi ekonomi. Industri pengolahan tumbuh dengan produktivitas lebih baik” kata Mahatmi.