Puncak Acara Hari Koperasi ke-77 akan diselenggarakan di Gedung SMESCO Jakarta. Menurut Roby Ferliansyah Asshiddiqie, Ketua Panitia Hari Koperasi ke-77, hari Koperasi kali ini concern pada alih generasi di gerakan Koperasi. Karena itu, selain panitia diisi anak-anak muda, Hari Koperasi ke 77 ini juga akan dimeriahkan dengan HARKOP 77 EXPO yang akan memamerkan produk unggulan koperasi dan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada Expo tersebut, juga akan dipamerkan produk unggulan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) seperti Mobil Listrik, Motor Listrik, Robotik, IT, Aeromodeling , Tata Boga dan Tata Busana.
“Produk-produk siswa SMK di seluruh Indonesia sangat bagus. Bukan hanya mereka bisa membuat mobil, anak-anak muda ini juga bisa merancang bangun pesawat terbang. Ini semua akan dipamerkan pada Hari Koperasi nanti” ujar Roby.
Masih jelas Roby, ke depan produk-produk hasil dari murid-murid SMK ini harus didorong dalam produksi Koperasi. Seperti Koperasi Mondragon di Spanyol, para pekerja yang mempunyai keterampilan yang sama bergabung untuk membangun industri, mulai dari alat rumah tangga sampai dengan kebutuhan lainnya.
Lanjut dia, kebetulan juga Hari Koperasi kali ini masuk dalam transisi pemerintahan baru, selain sudah didesain program industrialisasi Koperasi oleh pemerintah saat ini. Masuknya anak muda sebagai pelaku industri yang dimiliki sendiri, dimana pekerja sebagai pemilik akan menjadi pesan yang kuat dan masukan penting bagi pemerintahan baru.
Selain itu imbuh Roby, bersamaan dengan Harkop 77 Expo juga akan diselenggarakan simposium Nasional, yang hasilnya akan menjadi masukan bagi pemerintahan yang akan datang. Sejumlah tokoh diundang sebagai pembicara, seperti Burhanuddin Abdulah, mantan Gubernur BI, Fadli Zon, Anggota DPR RI, Revrison Baswir, Akademisi, Afriansyah Noor, Wakil Menteri Tenaga Kerja, dengan pembicara utama Teten Masduki, Menteri Koperasi UKM.
Intinya tegas Roby, bagaimana desain keterlibatan kepemilikan rakyat banyak atau Koperasi dalam proses produksi, distribusi kebutuhan rakyat banyak. Ke depan Koperasi harus mulai bicara skala usaha yang luas pada sektor riil. Termasuk partisipasi dalam pengelolaan Bumi, Air dan Kekayaan yang terkandung di dalamnya. Karena itu diamanatkan oleh konstitusi Pasal 33 UUD 45 untuk dikelola demi kemakmuran rakyat.
“Hampir 79 tahun Merdeka harus sudah ada koreksi Radikal atas porsi dan peran rakyat banyak. Pesannya tegas, menurut Bung Hatta harus dikelola berdasarkan asas kekeluargaan yang tidak lain adalah koperasi, ” tandas Roby.
Nah, kalau belakangan ini pemerintah sudah berani dengan keputusan radikalnya, dengan memberikan porsi pengelolaan sumber daya alam (SDA) pada ormas, kenapa kepada koperasi yang nyata-nyata dimiliki rakyat banyak tidak masuk dalam porsi tersebut.
“Padahal amanat konstitusi untuk pengelolaan bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya itu Koperasi, bukan Ormas,” pungkas Robby.