Pemulihan ekonomi nasional terus dilakukan pemerintah dengan mengambil beberapa kebijakan dan strategi guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang positif dan komprehensif.

Salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut dimaksud untuk mendorong konsumsi masyarakat agar ekonomi nasional dapat bergerak kembali. Konsumsi erat kaitannya dengan daya beli masyarakat, sehingga semakin banyak yang dikonsumsi masyarakat, otomatis ekonomi negara pun akan bergerak maju.

Pemerintah juga berupaya menggerakkan roda usaha masyarakat melalui beberapa stimulus, di antaranya stimulus kepada pelaku usaha koperasi dan UMKM (KUMKM). Melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) yang merupakan satuan tugas Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melaksanakan pengelolaan dana bergulir.

Salah satu penerima manfaat dana bergulir LPDB-KUMKM adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Maju Wijaya. Koperasi yang berlokasi di Jalan Kembangan Selatan Jakarta Barat memperoleh pinjaman yang pertama kali dari LPDB-KUMKM pada bulan Desember 2021 sebesar Rp25 miliar. KSP Maju Wijaya turut mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19 melalui penyaluran pembiayaan kepada anggota yang merupakan pelaku UMKM.

Ketua KSP Maju Wijaya Njo Hendwi Wijaya mengatakan, pinjaman yang diperoleh dari LPDB-KUMKM dimanfaatkan secara optimal oleh koperasi dan telah tersalurkan kepada pelaku UMKM yang merupakan anggota KSP Maju Wijaya. Melalui dana bergulir LPDB-KUMKM, koperasi memiliki rencana untuk mengembangkan usaha-usaha produktif lain dalam waktu dekat.

“Saat ini KSP Maju Wijaya melakukan pendekatan kepada pelaku usaha yang memiliki jaringan ekosistem usaha yang melibatkan pelaku UMKM, seperti dibidang pertanian, perkebunan, pertambangan serta jaringan distribusi produk dan jasa. Harapannya, LPDB-KUMKM dapat terus berkomitmen bersama mitra-mitra koperasi untuk mendukung perkembangan UMKM, khususnya dalam hal membuat program-program dan produk pinjaman yang dapat disalurkan koperasi kepada anggota,” terang Hendwi, Jumat (25/11/2022).

Berbicara mengenai dampak dan manfaat dari pinjaman LPDB-KUMKM kepada koperasi dan anggota, Hendwi menuturkan, KSP Maju Wijaya mendukung program pemerintah dalam mengembangkan UMKM melalui pemberian pinjaman LPDB-KUMKM dengan bunga yang lebih murah yaitu maksimal 12 persen per tahun. Koperasi juga membantu dan mendorong para anggota pelaku UMKM untuk bangkit kembali dan pulih setelah usahanya terdampak pandemi Covid-19.

“Koperasi yang berdiri sejak tahun 2012 memiliki anggota sebanyak 1.921 orang, dengan total asset per 31 Oktober 2022 sebesar Rp631,81 miliar. Koperasi juga terus meningkatkan layanan dengan beradaptasi menyesuaikan perkembangan zaman. Melalui aplikasi mobile “Koperasi Maju,” kata Hendwi.

Selain itu pada era digitalisasi koperasi modern saat ini, anggota KSP Maju Wijaya dapat lebih mudah dan cepat melakukan transaksi dan mengakses simpanan melalui perangkat seluler di mana saja dan kapan saja. Ini merupakan terobosan dan transformasi koperasi menuju ekosistem bisnis yang maju dan modern.

Selaras dengan Hendwi dari KSP Maju Wijaya, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo turut mendukung adanya transformasi koperasi modern dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran koperasi. Supomo menambahkan, jika tidak ingin tergerus perubahan zaman, sudah saatnya koperasi memasuki ranah digital dan bertransformasi dari konvensional menuju modern (digital).

“Keuntungan koperasi menerapkan digitalisasi dalam kegiatan usahanya adalah memudahkan akses modal kepada lembaga pembiayaan, khususnya ke LPDB-KUMKM. Dengan digitalisasi, koperasi sudah jelas transparansinya, trust kepada anggotanya, efektivitas, dan cepat. Transformasi dan digitalisasi juga diterapkan LPDB-KUMKM dan menjadi kunci sukses dalam menyalurkan dana bergulir,” papar Supomo.

Supomo menambahkan, digitalisasi dilakukan dengan mendorong koperasi-koperasi besar di Indonesia untuk segera menerapkan dan memanfaatkan sistem digital dalam ekosistem usahanya. Koperasi-koperasi saat ini diharapkan dapat bertransformasi dan berinovasi dalam menghadapi lingkungan yang sangat dinamis, serta menggunakan sistem digital dalam pengelolaan keuangan dan pemasaran.

“Proses digitalisasi bukan hanya penggunaan teknologi informasi, namun juga perubahan mindset dan budaya kerja. Digitalisasi proses bisnis perlu disertai dengan perubahan budaya kerja. Kedua hal tersebut memiliki prioritas yang sama. Contohnya di LPDB-KUMKM, digitalisasi bukan hanya dari sisi bisnis proses, seperti e-proposal, cash management system (CMS), GeoDinas, corporate card, dan digitalisasi kearsipan, namun juga diimplementasikan dalam hal-hal teknis seperti absensi pegawai, perhitungan indeks kinerja utama, dan lainnya,” pungkas Supomo.

Inovasi tersebut, lanjut Supomo, demi mewujudkan kualitas layanan LPDB-KUMKM yang handal, akuntabel, transparan, tepat waktu, dan berkelanjutan dalam menunjang green business process di LPDB-KUMKM. Dengan inovasi digital, LPDB-KUMKM terpacu untuk meningkatkan kinerja penyaluran dana bergulir agar lebih mudah diakses oleh pelaku usaha, khususnya koperasi dan UMKM di tanah air.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *