Akses permodalan menjadi hal paling penting dan krusial dalam membangun dan menjalankan usaha. Perkuatan pinjaman dan pembiayaan dalam membangun ekonomi umat, khususnya dalam wadah usaha koperasi, diharapkan berdampak bukan hanya terbatas pada meningkatnya ekonomi anggota, melainkan lebih luas lagi terhadap masyarakat sekitar.
Seperti mitra Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) dari Provinsi Jawa Timur, yakni Koperasi Konsumen Pusat Syariah Sarekat Bisnis Pesantren Jawa Timur atau KSBP Jatim. Koperasi yang berdiri tahun 2017 ini merupakan koperasi sekunder yang memiliki anggota 17 koperasi pesantren besar di Jawa Timur sebagai koperasi primernya.
KSBP saat ini menjalankan kegiatan usaha distribusi barang consumer goods yang utamanya merupakan produk antar pesantren. Jumlah potensi target market yaitu santri pada 17 (tujuh belas) pondok pesantren adalah sebanyak 200.000 orang. KSBP juga merupakan binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan (KPw) Jawa Timur, sehingga mendapatkan beberapa hibah berupa bangunan yang digunakan untuk Distribution Center (DC), namun tidak memberikan support untuk modal kerja.
Menurut Ketua KSBP Biyati Ahwarumi, untuk kebutuhan modal kerja, KSBP mendapat arahan untuk mengakses dana bergulir LPDB-KUMKM dengan jaminan bunga rendah dan pelayanan maksimal. Pertimbangan memilih LPDB-KUMKM dibanding lembaga lain adalah pembiayaan LPDB-KUMKM mudah diproses dan menawarkan tarif layanan yang rendah.
“Sedangkan pembiayaan dari lembaga perbankan atau sumber keuangan lain, bunga yang ditawarkan jauh lebih tinggi. Di samping itu, LPDB-KUMKM bukan hanya melayani dari sisi pembiayaan saja, namun sisi pendampingan koperasi sehingga kami dapat lebih tertib secara administrasi dan laporan keuangan. Hal ini langsung atau pun tidak langsung menjadikan KSBP lebih baik setelah mengakses pembiayaan LPDB-KUMKM,” ujar Biyati.
Bisnis Koperasi Berkembang Pesat
Berbicara mengenai perkembangan Koperasi Konsumen Pusat Syariah Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP) sebelum dan sesudah mendapatkan pembiayaan LPDB-KUMKM, lanjut Biyati, terdapat perkembangan signifikan. Sebelum mengakses LPDB-KUMKM, omzet koperasi antara Rp2 miliar hingga Rp5 Miliar. Setelah mengakses LPDB-KUMKM, menjadikan omzet koperasi mencapai Rp50 Miliar di tahun 2022 dan di akhir tahun 2023 kini omzet telah mencapai Rp90 Miliar.
“Hal ini dikarenakan semakin banyaknya modal untuk mitra KSBP (Toserba Sunan Drajat), maka akan semakin memperbanyak persediaan barang, sehingga memudahkan mitra KSBP untuk memperbanyak cabang Toserba. Kami juga terus berupaya meningkatkan produktivitas usaha, seperti mengevaluasi terkait barang-barang yang dibutuhkan konsumen dalam skala besar untuk diperbanyak kuantitinya, serta melengkapi jenis barang sesuai kebutuhan customer melalui riset lapangan,” jelas Biyati.
Biyati melanjutkan, KSBP akan membuka cabang toserba untuk memudahkan konsumen dalam jangkauan luas. Saat ini sudah ada satu cabang toserba yang existing, dan diakhir tahun akan dilakukan grand opening sebanyak 6 (enam) cabang tambahan. Selain itu, tahun depan KSBP akan menyatukan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk kebutuhan anggota agar lebih mudah mengakses LPDB-KUMKM lewat satu pintu.
Di kesempatan berbeda, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, pemerintah terus berupaya mempercepat roda perekonomian Indonesia melalui berbagai cara, salah satunya melalui suntikan modal LPDB-KUMKM.
Menurut Supomo, penyaluran dana bergulir bertujuan untuk memberikan dukungan akses pembiayaan atau pinjaman kepada koperasi yang bergerak diberbagai sektor usaha, mulai dari pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, dan jasa. Dukungan keuangan ini diharapkan dapat membantu koperasi meningkatkan produktivitas dan daya saingnya.
“LPDB-KUMKM berkomitmen mendukung pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia melalui wadah usaha koperasi. Kami percaya koperasi memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dan oleh sebab itu, dukungan keuangan maksimal kami gelontorkan kepada koperasi-koperasi di seluruh Indonesia,” ujar Supomo.
Program pendampingan kepada koperasi, lanjut Supomo, juga dilakukan LPDB-KUMKM dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan usaha koperasi, manajemen, hingga laporan keuangan. Melalui pendampingan, diharapkan koperasi dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan mengoptimalkan potensi usahanya.
“Adapun pendampingan yang dilakukan oleh LPDB-KUMKM bukan hanya kepada calon mitra maupun tenant program inkubator, tetapi juga termasuk koperasi yang telah menjadi mitra LPDB-KUMKM. Tujuannya adalah membantu koperasi meningkatkan kualitas pengelolaannya, sehingga nantinya dapat mengelola dana bergulir dengan baik dan efektif. Program ini harapannya dapat berdampak banyak bagi peningkatan ekonomi masyarakat, terlebih perekonomian nasional,” tutup Supomo.