Menyambut peringatan Hari Koperasi Indonesia ke-77, Perkumpulan Asosiasi Profesi Perkoperasian Indonesia (APPI) menegaskan koperasi masih relevan keberadaannya sampai saat ini dalam menghadapi situasi bangsa. Koperasi mendidik masyarakat dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa.
“Koperasi mendidik semangat pada kekuatan sendiri yang dibutuhkan untuk memberantas penyakit “inferiority complex” warisan kolonialisme,” kata Ketua Umum APPI Muhammad Taufik, (12/7/2024).

Taufik menegaskan koperasi berperan menempa ekonomi rakyat yang lemah agar menjadi kuat. Koperasi bisa merasionalkan perekonomian, yakni dengan mempersingkat jalan produksi ke konsumsi.

“Bung Hatta juga berpesan bahwa koperasi merupakan senjata persekutuan si lemah untuk mempertahankan hidupnya,” lanjutnya.


Akan tetapi, meski gerakan koperasi Indonesia telah berumur 129 tahun, APPI menemukan fakta bahwa belum menyaksikan kehidupan perkoperasian yang memuaskan dan membanggakan.
“Kami juga melihat bahwa koperasi bergeser orientasinya ke sektor jasa keuangan yakni usaha simpan pinjam. Akibatnya konsentrasi perkembangan koperasi dengan pencurahan sumberdaya anggota dan modal pada sektor keuangan,” kata Taufik.


Hal ini menyebabkan kemajuan koperasi tidak lagi seimbang dan penuh dengan risiko, sehingga banyak kasus koperasi yang bermasalah. Di lain pihak, koperasi sektor riel kurang berkembang, bahkan banyak yang mengalami kemunduran. “Liberalisasi yang semakin liar”, telah merusak sendi-sendi koperasi disektor riel dan menggerus kepercayaan masyarak kepada koperasi.


APPI menampaikan sejumlah permasalahan utama yang menghambat perkembagan koperasi Indonesia, antara lain lemahnya ketaatan pada implentasi jatidiri koperasi. Banyak koperasi yang tidak menjunjung nilai etika berkoperasi, yaitu kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian kepada pihak lain.


Selain itu, pendidikan sebagai salah satu prinsip dalam berkoperasi tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Akibatnya anggota koperasi banyak yang tidak mengerti hak dan kewajibannya sebagai pemilik maupun pengguna jasa koperasi.
Demikian juga, banyak pengurus dan pengelola yang tidak memahami dalam memberikan pelayanan kepada para anggotanya serta masih minimnya kerjasama antar koperasi yang juga merupakan bagian dari prinsip koperasi.
Taufik menegaskan bahwa pembenahan kehidupan koperasi Indonesia kedepan perlu terus diperjuangkan dan dilakukan secara saksama, melalui beberapa aspek prioritas yaitu; a) secara konsekuen menerapkan jatidi koperasi sebagai sumber keunggulan koperasi dalam menghadapi entitas bisnis lainnya, b) membangun kembali secara sistematis dan berdaya saing koperasi di sektor rill, c) pembenahan dan perkuatan organisasi gerakan koperasi, d) membangun kembali lembaga-lembaga pendidikan perkoperasian yang dikelola secara profesional, d) negara hadir dalam porsi yang tepat untuk memberdayakan koperasi.


“APPI sebagai organisasi profesi merasa terpanggil merasa terpanggil untuk turut secara aktif mendukung dan memfasilitasi pengembangan koperasi Indonesia ke depan,” kata Taufik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *