Senin (20/3/2023) Komisi XI DPR RI menyelenggarakna fit and proper test calon Gubernur Bank Indonesia. Perry Warjiyo menjadi satu-satunya kandidat yang di uji DPR RI pada hari ini. Dalam uji kelayakan ini, Anis Byarwati, anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PKS memberikan tanggapan terhadap pemaparan yang disampaikan Perry.
Budaya kerja Bank Indonesia menjadi perhatian Anis. Dalam paparannya, Perry menyampaikan bahwa ia akan melakukan transformasi sumber daya manusia (SDM) secara terencana, terprogram, dan transparan untuk memperkuat kepemimpinan yang berintegritas, kompeten, profesional, agile
terhadap perubahan, dan berperilaku mulia di Bank Indonesia. Keberhasilan transformasi SDM
telah banyak dicapai sejak 2018 dengan perencanaan SDM berbasis meritokrasi yang matang,
manajemen karir yang jelas dan transparan, seleksi ketat pegawai kelompok potensial (talent
pool) sesuai person to job fit, program kepemimpinan berjenjang dari non-officer hingga officer dan
pimpinan tertinggi, program pendidikan dan latihan untuk pengembangan kompetensi. Transformasi SDM ke depan lebih difokuskan pada
penguatan karakter kepemimpinan visioner dengan kemampuan “strategic foresight leadership”
agar agile terhadap perubahan, serta perilaku budi pekerti sesuai nilai-nilai kebangsaan dan spiritual
menurut agama masing-masing. Penguatan kompetensi lebih ditekankan pada kemampuan
adaptasi terhadap digitalisasi, serta penguatan eksposur kepemimpinan melalui koordinasi
dan penugasan di lembaga lain baik di dalam maupun luar negeri. Penguatan Employee Value
Proposition (EVP) dengan program budaya kerja “Aku” Bangga BI Bermakna untuk membangun
kebanggaan sebagai pemimpin dan pegawai Bank Indonesia dalam mengawal perekonomian
nasional dengan kebijakan, kelembagaan, dan kepemimpinan yang kuat.
Wakil ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini mengatakan, poin budaya kerja yang dipaparkan Perry diatas menjadi ruh dari semua kerja Bank Indonesia. “Betapa pun bagusnya perencanaan strategi, kalau tidak didukung oleh budaya kerja yang merata dari pimpinan sampai lapisan bawah, maka perencanaan itu tidak akan terlaksana.” ungkapnya. “Dan jika kita evaluasi, budaya kerja ini kerap menjadi masalah di berbagai organisasi,’ kata Anis.
Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini juga mengapresiasi elaborasi yang dilakukan Perry sebagai pimpinan ketika merumuskan budaya kerja ini. Ia menggambarkan budaya kerja yang dibangun bagaikan sebuah rumah yang memiliki pondasi 3 tingkat, kemudian bangunannya memiliki 3 pilar dan ada atap yang merupakan output yaitu SDM berkinerja tinggi dan berakhlak mulia. Gambaran rumah tersebut menunjukkan kinerja yang baik, didukung oleh akhlak mulia, memasuki era digital. Ketika semua berjalan dengan baik, maka terwujudlah sukses, bahagia, dna berkah. “Tiga kata ini menggambarkan capaian lengkap lahir dan batin, ” tutur Anis. Unsur keluarga harmonis yang dimasukkan sebagai faktor penunjang kesuksesan, merupakan keunikan tersendiri. “Jarang sekali organisasi memasukkan faktor keluarga sebagai pendukung kesuksesan,” tegas Anis.
Terakhir Anis mengingatkan agar Perry juga merencanakan dengan baik tahap implementasi.
“Ini akan lebih membuka Perry Warjiyo dari sisi yang lain, bukan dari sisi pengetahuan ekonominya yang tidak kita ragukan tapi sisi lain bagaimana membangun sebuah entitas bank central di Indonesia yang berkinerja mencakup lahir batin jasmani rohani sehingga bisa menopang kerja-kerja Bank Indonesia, ” tutupnya.