Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) berkolaborasi memperkuat komitmen untuk mendongkrak rasio kewirausahaan nasional yang ditargetkan mencapai 4 persen pada 2024.
Suzana Teten Masduki mewakili Bidang Pendanaan Dekranas mengatakan, kolaborasi KemenKopUKM dengan Dekranas sudah terjalin dengan baik dari beberapa tahun sebelumnya. Hal ini karena didorong keselarasan visi dan misi kedua pihak dalam membangun serta mengembangkan para pelaku usaha di Indonesia.
Maka untuk melanjutkan kolaborasi tersebut, tahun ini KemenKopUKM turut serta mendukung rangkaian HUT Dekranas yang ke-43 yang puncaknya diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara. Di mana dalam kesempatan tersebut hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ketua Umum Dekranas Wury Ma’ruf Amin, pengurus Dekranas, Dekranasda Provinsi, maupun pengurus Dekranasda Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Peringatan yang dihadiri 1.496 undangan dari seluruh Indonesia ini ditandai dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Negara. Selain itu, secara resmi Iriana Joko Widodo membuka Pelatihan Wirausaha Baru dan meninjau Expo HUT ke-43 Dekranas di Lapangan Benteng.
“Komitmen kami juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai peningkatan rasio kewirausahaan menjadi 4 persen yang tertuang dalam mandat KemenKopUKM yang tertuang di Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional,” ucap Suzana dalam keterangannya.
Ia menjelaskan, sejumlah kegiatan yang diikutsertakan ke dalam rangkaian acara HUT Dekranas yang didukung KemenKopUKM di antaranya, Inkubator/Bootcamp Peningkatan Kapasitas Start-Up dan Entrepreneur-Hub tingkat universitas di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya Universitas Sumatera Utara (USU) yang didukung penuh oleh Civitas Akademika USU, Dekranas, dan Pemerintah Kota Medan.
Suzana mengatakan, kegiatan tersebut memiliki fokus masing-masing yang dapat menyasar dua tipe wirausaha. Inkubator/Bootcamp diarahkan untuk pelaku usaha berbasis teknologi atau start-up. Sehingga, peserta bootcamp adalah mereka yang produk dan jasanya berpilar pada penggunaan teknologi digital.
Sementara itu, untuk Entrepreneur Hub, ini adalah wadah untuk pelaku usaha yang lebih umum, jadi bisa masuk hanya dengan ide, dan keluar dengan kerangka bisnis, bisnis model yang siap dijalankan dan dikembangkan.
“Saya rasa visi besar yang ingin kami tanamkan adalah, pola pikir bahwa berwirausaha itu bukanlah hal yang asing lagi, terutama bagi anak-anak muda di Indonesia. Bahwa ada cara-cara, ada wadah di mana mereka bisa belajar, bahkan scale up bisnisnya,” ujar Suzana.
Sementara itu, Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Endang Budi Karya sangat mengapresiasi terlaksananya kegiatan Workshop Enterpreneur Hub dan Kick Off Peningkatan Kapasitas Start-up di Sumut, yang diinisiasi oleh KemenKopUKM dalam rangka memeriahkan HUT Dekranas ke-43.
Dekranas kata Endang, merupakan lembaga independen sebagai wadah segenap pemangku kepentingan seni kerajinan di Indonesia. Untuk itu, dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Dekranas punya fungsi untuk menggali, melindungi, melestarikan, membina para pelaku seni berbasis warisan untuk kesejahteraan perajin.
“Di usianya yang ke-43 tahun, Dekranas diharapkan terus produktif, semakin besar peran dan fungsinya. Salah satunya melalui inisiasi berbagai kegiatan workshop dan lainnya,” ucap Endang.
Usia 43 tahun katanya, merupakan perjalan panjang yang telah dilalui. Berbagai program telah didedikasikan untuk mensejahterahkan perajin. Diharapkan kegiatan tersebut diterapkan secara kesinambungan, khususnya sektor kewirausahaan.
Endang menegaskan, sektor kerajinan salah satu sektor yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang di Indonesia. Dalam menciptakan sektor usaha baru, Pemerintah harus memberikan dukungan memadai, seperti akses pendanaan, baha baku, pendampingan, serta teknologi dalam mengembangkan suatu usaha.
Senada disampaikan, Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah mengatakan, kolaborasi Dekranas dan KemenKopUKM salah satunya dengan digelar Entrepreneur Hub Medan antara lain menghadirkan dialog interaktif bersama Menteri Koperasi dan UKM dengan jumlah peserta 1.000 orang sebagai agenda pembuka.
“Sama seperti Enterpreneur Hub yang sudah dijalankan di kota lain, di Medan kami melibatkan pihak lain dalam melakukan pendampingan terhadap 150 orang yang terdiri dari pelaku usaha yang bergerak diberbagai sektor seperti agri, kecantikan, kuliner, fesyen, dan kreatif digital,” ujarnya.
Menurut Siti Azizah, untuk Entrepreneur Hub Semarang KemenKopUKM sedang melakukan pendampingan terhadap 100 peserta dari 18 perguruan tinggi. Sedangkan untuk Entrepreneur Hub Jakarta, pihaknya sedang melakukan pendampingan kepada 100 peserta dari lima perguruan tinggi, dan Entrepreneur Hub Malang sedang melakukan pendampingan 100 peserta dari satu perguruan tinggi. Dengan melibatkan pihak-pihak lain ini, program Entrepreneur Hub diharapkan dapat bertahan bahkan berkembang secara organik.
“Proses pendampingan ini akan berjalan beberapa bulan. Nantinya kami akan mengundang lembaga pembiayaan, termasuk perbankan, modal ventura, hingga investor untuk mendanai bisnis yang dijalankan oleh para peserta,” katanya.