Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) didukung Sampoerna Entrepreneurship Training Centre (SETC) menjembatani dan mendorong perluasan akses pembiayaan dan investasi bagi pelaku UKM di Indonesia.
Kali ini, KemenKopUKM menggelar Business Matching bertajuk Intimate Business Matching Program SME EPIC (Small Medium Enterprise Expo Pembiayaan Investasi Crowdfunding) di Surabaya pada 2-3 November 2023.
“Program yang telah berjalan sejak Juli 2023 ini bertujuan mempertemukan UKM yang telah diinkubasi dengan calon investor potensial, lembaga pendanaan, buyer, dan mitra,” kata Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM KemenKopUKM Temmy Satya Permana, dalam rilisnya, Jakarta, Sabtu (4/11).
Menurut Temmy, pentingnya kegiatan business matching seperti ini guna menjembatani UKM dengan para mitra usaha melalui pola kemitraan yang sejajar dan saling menguntungkan. Dimana UKM bisa mendapatkan pasar strategis untuk perluasan usaha, sedangkan para mitra bisa menemukan produk UMKM yang potensial untuk memenuhi kebutuhan suplai usahanya.
Temmy berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah untuk membuka peluang pasar dan pembiayaan dan memberikan kesempatan bagi start-up/UMKM Indonesia untuk memaksimalkan keberlanjutan usahanya.
Temmy menjelaskan, selama mengikuti program SME EPIC, para peserta dibekali berbagai materi pelatihan yang bertujuan untuk mengawal kesiapan mereka dalam memasuki dunia investasi.
“Dimulai dari sosialisasi berbagai jenis pembiayaan, bedah usaha untuk meningkatkan pemahaman CEO/business owner terhadap kebutuhan investasi, pelatihan membuat pitchdeck terstandar, hingga pendampingan pitching,” ucap Temmy.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Timur Andromeda Qomariah mendukung pelaksanaan acara ini dan mendorong UKM dan start-up Provinsi Jawa Timur untuk memanfaatkan secara optimal dalam berdiskusi dan berjejaring dengan calon mitra, investor, lembaga pembiayaan, dan security crowdfunding, serta dengan potensial buyer.
“Saya berharap ke depan kegiatan seperti ini setiap tahun dapat dilaksanakan di Jawa Timur. Sehingga, mampu meningkatkan perekonomian daerah kami,” kata Andromeda.
Senada dengan dengan hal ini, Direktur Eksekutif Yayasan Inotek Ivi Anggraeni menyampaikan, dari pengalamannya membina dan mendampingi UKM selama ini, banyak UKM di Indonesia yang membutuhkan pembiayaan. Namun, sayangnya, mereka bahkan belum mengetahui berbagai jenis pembiayaan yang ada di Indonesia sehingga kurang mampu menyasar calon-calon mitra yang business appetite-nya tepat dan sesuai dengan jasa/produk yang mereka buat.
“Lewat Program EPIC yang kami jalankan, kami membantu para UMKM untuk membedah usahanya dan mengevaluasi kebutuhan pembiayaan yang sesuai,” ucap Ivi.
Salah satunya, lanjut Ivi, melalui pemberian Investment Readiness Report (IRR) kepada sebanyak 20 start-up/UMKM yang dapat digunakan sendiri ataupun calon mitra.
Ivi berharap, pelaku UMKM yang mengikuti program ini dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dan menularkannya kepada pelaku UMKM lainnya. “Dengan demikian, mereka dapat bersama-sama berkontribusi pada kemajuan perekonomian Indonesia,” ucap Ivi.
Intimate Business Matching diikuti 42 UKM dari sektor industri kreatif, FnB, dan aplikasi teknologi dengan kebutuhan investasi senilai Rp21,7 miliar. Sedangkan lembaga pembiayaan yang mengikuti acara ini berasal dari perbankan, venture capital, investor swasta, angel investor, crowdfunding, dan potential buyer.
Lembaga pembiayaan dan mitra yang menghadiri acara ini di antaranya Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), UMG Idealab, Fath Capital, Skystar Capital, Shafiq Syariah Securities Crowdfunding, UMG Idealab, Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo), FUNDEX, Urun RI, Spil Venture, Fath Capital, Nikel, Bank Mandiri, Bank Jatim, Bank Syariah Indonesia, INDIGO – Telkom, KADIN Indonesia, Pusat Oleh-oleh Ibu Rudy, PT Moringa Gizi Bangsa, BPBRIN UNAIR, dan INAGI.