Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Rully Nuryanto mendukung dan mengapresiasi kolaborasi Standard Chartered dan BenihBaik.com yang telah menginisiasi program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM.
“Saya berharap program ini mampu menciptakan wirausaha perempuan inovatif berbasis teknologi,” kata Staf Ahlu MenKopUKM Rully Nuryanto pada acara peluncuran program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM di Jakarta, Rabu (6/3).
Menurut Rully, inisiatif ini membuktikan komitmen bersama mendukung kemajuan dan kemandirian perempuan dalam dunia usaha di berbagai sektor.
“Pemberdayaan wirausaha perempuan merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional yang juga sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia pada 2045,” kata Rully.
Terlebih lagi, kata Rully, wirausaha perempuan memiliki peran dalam perekonomian Indonesia. Pengusaha perempuan di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Meski begitu, Rully mengakui wirausaha perempuan masih menghadapi tantangan yang cukup kompleks untuk keberlangsungan dan keberlanjutanya usahanya.
“Pemerintah tidak bisa mengatasi tantangan ini sendirian,” kata Rully.
Sehingga, diperlukan upaya kolaboratif untuk mendorong pemberdayaan wirausaha perempuan, dan salah satu upaya nyata dilakukan melalui program mentoring seperti Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM.
“Saat ini, kami mendorong sektor potensial seperti agriculture, health, and wellness, energi bersih dan teknologi, yang mengedepankan Sustainable Development Goals dengan skala ekonomi sesuai target pasar,” kata Rully.
Menurut Rully, pemerintah terus mendukung program atau kegiatan yang tidak hanya berupa pelatihan-pelatihan semata (one shot knowledge sharing), tetapi program teknis/praktis untuk perbaikan tata kelola perusahaan dan pengembangan usaha dengan pencapaian target bersama.
“Harapan kami, program Women in Entrepreneurship Standard Chartered for UMKM dapat memberikan manfaat signifikan bagi wirausaha perempuan untuk menjadi future SMEs di Indonesia, dan menjadi simpul kolaborasi yang efektif,” kata Rully.
Tak hanya itu, Rully juga berharap program ini dapat menciptakan impact bagi perkembangan dan keberlanjutan usaha para peserta, serta menjadi pembuka akses pasar, agregator, atau bahkan akses pembiayaan untuk memenuhi skala ekonomi dan pasar nasional.
Sementara itu, Direktur Kepatuhan Standard Chartered Dewi Muhfiyanti menjelaskan bahwa pihaknya bersama Yayasan Benih Baik sudah membina sekitar 3000-an UMKM perempuan di seluruh Indonesia.
“Kita terus perjuangkan kesetaraan gender, kesetaraan kesempatan, dan dukungan untuk perempuan,” kata Dewi.
Dewi menekankan pentingnya komitmen dalam pemberdayaan perempuan, di antaranya mendukung hak-hak akses berbisnis bagi perempuan.
“Program Women in Entrepreneurship ini menjadi jembatan bagi kesenjangan gender dalam dunia bisnis, hingga membangun jiwa kewirausahaan di kalangan perempuan,” kata Dewi.
Dalam program tersebut, kata Dewi, Standard Chartered sudah banyak melakukan kegiatan capacity building dan aneka pelatihan bagi sekitar 20 ribu pelaku UMKM.
“UMKM perempuan masih memiliki banyak tantangan, seperti akses pembiayaan dan teknologi,” kata Dewi.
Dalam kesempatan yang sama, Chief of Partnership Yayasan Benih Baik (BenihBaik.com) Al Greeny mengatakan, banyak langkah yang sudah dilakukan bersama Standard Chartered dalam pemberdayaan perempuan, terutama dalam pemanfaatkan ekonomi digital hingga memperkuat literasi keuangan.
“Kami akan terus memperkuat kolaborasi dalam pemberdayaan perempuan hingga mendorong keberhasilan kesejahteraan masyarakat perempuan yang lebih besar lagi,” kata Al Greeny.