Gaya hidup tidak sehat mengarah pada penyakit kronis yang merajalela, yaitu bertanggung jawab pada 71% kematian secara global, sehingga untuk jangka panjang, penyakit kronis adalah tantangan terbesar dari kesehatan publik yang disebut “emerging pandemic”. Pengeluaran/belanja kesehatan telah mencapai kisaran 10% dari GDP global, yang membuat pertumbuhan nilai belanja kesehatan lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi.
Kondisi di atas direspon oleh masyarakat global, dengan menggali alternatif yang lebih bijak di dalam membangun arsitek kesehatan global yaitu melalui aspek wellness, sehingga secara global pada tahun 2021 nilai ekonomi wellness dunia diperkirakan senilai USD 4.5 Triliun atau setara dengan Rp63.000 triliun, yang menempatkan Industri wellness mewakili 5.6% ekonomi global di 2017 (sumber : IMF)
Menariknya, potensi Indonesia di dalam pengembangan wellness masih luar biasa besar, mengingat kita memiliki ragam kearifan lokal yang berakar pada tradisi, budaya dan kepercayaan masyarakat yang menjadi ladang subur untuk lahirnya narasi-narasi yang kuat tentang wellness, apalagi didukung oleh kekayaan alam yang merupakan komoditas penting di industri wellness dimaksud (pada 2020 Indonesia menempati ranking 19 teratas pada pasar industri wellness di dunia).
Oleh karena itu, bertepatan dengan momentum Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022 maka Indonesia Wellness Institute, bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM, serta Smesco Indonesia akan melaksanakan kegiatan Future ; Wellness Tradition di dalam rangkaian kegiatan “Future SMEs Village, tanggal 14 November 2022, di Bali Collection, ITDC, Nusa Dua, Bali.
Ketua Umum IWI, Paulus Mintarga menyebutkan bahwa kegiatan ini tidak hanya akan menjadi ajang showcase dan display produk serta experience wellness Indonesia, namun juga menjadi ajang silaturahmi dan berjejaring antara ratusan stakeholder industri wellness Indonesia. “Kami juga akan menghadirkan pembicara baik dalam negeri maupun dari pelaku wellness global pada sesi Intimate Networking Session, berbagi seputar tren serta kabar dari indusri wellness dunia.”, ujarnya.
Kegiatan yang mengambil tema Local Wisdom for Global Sustainability ini diharapkan mampu mendorong potitioning industri wellness Indonesia di dalam peta wellness dunia, dengan mengangkat kekuatan tradisi yang otentik, beragam dan masih masih hidup didalam keseharian masyarakat sebagai sebuah living culture yang menjadikannya sangat istimewa.
Sebagai prototype tradisi wellness yang telah dikemas menjadi sebuah program komprehensif, akan dihadirkan tradisi wellness Jawa (Javanese Wellness Tradition) dan tradisi wellness Bali (Balinese Wellness Tradition) dengan berbagai produk maupun experience. Sebagai contoh akan dihadirkan pengalaman bagaimana sebuah terapi yang berikan, didasarkan pada kelahiran seseorang yang dalam tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali disebut dengan pratiti, lalu juga yoga berbasis tari jawa yang disebut dengan Bheksan, dan berbagai literasi serta narasi unik lainnya.
Dalam kesempatan terpisah, Teten Masduki Menteri Koperasi & UKM menyebutkan mendukung penuh inisiasi IWI dan sangat yakin akan potensi industri wellness tanah air. Beliau menambahkan, “Wellness ini salah satu potensi kuat keunggulan domestik Indonesia, bukan hanya karena komoditas bahan baku yang melimpah, namun juga narasi tradisi budaya yang sangat kuat, ini harus kita dukung bersama.”
Kegiatan ini direncanakan akan dihadiri oleh Menteri Koperasi dan UKM RI, Menteri BUMN RI, Gibran Rakabuming sebagai Dewan Pembina IWI, delegasi internasional dan stakeholder lain yang terkait dengan industri wellness Indonesia. Di akhir dari seluruh rangkaian acara akan ditutup dengan Deklarasi Bali yang berisi visi pengembangan wellness Indonesia dan dunia yang di representasi dalam 10 Bali principle atau Sepuluh Prinsip Bali.