Koperasi merupakan wadah usaha yang cukup penting dan berkembang di Indonesia.
Perkuatan permodalan merupakan kunci bagi pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi di Indonesia. Dengan modal yang cukup, koperasi dapat memperluas operasional, meningkatkan pelayanan kepada anggota, meningkatkan kapasitas produksi, serta membuka peluang baru dalam memasarkan usaha.
Seperti yang dilakukan oleh salah satu koperasi di Jakarta Timur yakni Koperasi Karyawan (Kopkar) Kelompok Gobel.
Kopkar Kelompok Gobel didirikan oleh Thayeb Mohammad Gobel, pendiri perusahaan Panasonic Gobel Group pada tanggal 16 November 1974. Selain untuk tujuan meningkatkan derajat kesejahteraan karyawan, kehadiran koperasi diharapkan mendukung gerakan ekonomi rakyat. Koperasi pada awalnya bernama Kopkar Pabrik Diesel dan Traktor dan PT. National Gobel (Kopkar PADINABEL) dan beralamatkan di Komplek PT. National Gobel Jalan Dewi Sartika Cawang II Jakarta Timur.
Kemudian pada tahun 1975, koperasi memiliki badan hukum dan kemudian dikenal dengan nama Kopkar Kelompok Gobel. Hingga saat ini koperasi beralamatkan di Komplek PT Panasonic Manufacturing Indonesia Pasar Rebo Jakarta Timur.
Guna menunjang usaha dan aktivitas koperasi, Ketua Kopkar Kelompok Gobel Mustar Kai mengatakan, koperasi mencari sumber dana permodalan guna mendukung perkuatan usaha. Awal mulanya, koperasi mendapat peluang bisnis dari PT Gobel Dharma Sarana Karya (PT GDSK) yang membutuhkan supply bahan makanan yang cukup banyak dan dalam jangka waktu lama.
“Pada tahun 2022, koperasi memperoleh informasi mengenai Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) dari Pembina Koperasi sekaligus Wakil Ketua DPR RI yaitu Rachmad Gobel. Melalui beliau, kami mendapat pencerahan mengenai keberadaan LPDB-KUMKM sebagai lembaga penyalur pinjaman bertarif rendah dan cocok untuk perkoperasian,” kata Mustar Kai.
Permohonan pinjaman pertama diajukan pada tahun 2022 dan disetujui LPDB-KUMKM dengan plafond sebesar Rp22 miliar melalui empat kali pencairan bertahap. Setahun kemudian, Kopkar Kelompok Gobel mendapatkan pinjaman kedua dari LPDB-KUMKM sebesar Rp6,25 miliar, tutur Mustar Kai.
“Menurut kami, peluang bisnis dari PT GDSK merupakan usaha yang menjanjikan dan memerlukan modal yang banyak. Adanya suntikan modal LPDB-KUMKM sangat membantu koperasi dalam memenuhi kebutuhan modal kerja khususnya dalam hal pembelian bahan-bahan berupa ayam, ikan, sayur mayur, beras dan bumbu masak. Selain itu, koperasi juga terus mengembangkan unit-unit usaha yang menjanjikan, salah satunya di sektor perumahan. Oleh sebab itu, pengajuan pinjaman ke LPDB-KUMKM akan dipertimbangkan untuk mewujudkan rencana tersebut,” jelas Mustar Kai.
Koperasi yang tahun ini genap berusia 49 tahun, memiliki total karyawan sebanyak 27 orang, dengan jumlah anggota sebanyak 4.154 orang. Per Juli 2023, Kopkar Kelompok Gobel mencatatkan total omzet sebesar Rp68,47 miliar, dan memiliki satu kantor pusat di Kawasan PT Panasonic Manufacturing Indonesia, serta lima toko yang berlokasi di Cawang Jakarta Timur, Cibitung, Cileungsi, dan Pasuruan.
“Kami terkesan dengan pelayanan LPDB-KUMKM yang sangat membantu dan mendampingi sejak awal pengajuan proposal hingga pencairan pinjaman, khususnya saat melengkapi syarat-syarat pinjaman. Kami berharap, LPDB-KUMKM semakin berkembang ke depan agar dapat membantu koperasi-koperasi di Indonesia yang membutuhkan akses permodalan,” tutur Mustar.
Untuk harapannya ke koperasi, lanjut Mustar, kiranya dapat terus maju dan berkembang menjadi lebih inovatif dalam penjualan. Dari sisi digitalisasi, kami juga berharap dapat segera terwujud guna mendukung penjualan dan meningkatkan bisnis koperasi. Dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dan pemberdayaan anggota, Kopkar Kelompok Gobel dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
Senada dengan Mustar Kai, Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menyampaikan, penguatan permodalan koperasi dapat dicapai melalui berbagai cara, salah satu di antaranya adalah perkuatan modal dari pemerintah. Melalui LPDB-KUMKM yang merupakan satuan kerja Kementerian Koperasi dan UKM, koperasi didorong memiliki permodalan yang cukup untuk tumbuh dan berkontribusi secara signifikan pada ekonomi negara.
“Modal yang mencukupi sangat penting untuk memastikan keberlanjutan usaha koperasi. Seiring perkembangan zaman, koperasi akan dihadapkan dengan tantangan-tantangan ekonomi, sehingga dengan adanya modal yang cukup, koperasi dapat memberikan pelatihan dan pendidikan kepada anggota, termasuk pelatihan keterampilan, pengelolaan keuangan, dan pelatihan teknis. Anggota yang terlatih memiliki potensi lebih besar dalam mencapai kesuksesan usaha koperasi,” tutur Supomo.
“Implementasi sistem manajemen yang efisien, penggunaan digital teknologi, serta perkuatan permodalan sangat dibutuhkan oleh koperasi modern dalam upaya memperluas jangkauan pemasaran dan pasar. Kehadiran LPDB-KUMKM menjadi nilai positif bagi koperasi di Indonesia, karena selain memiliki layanan perkuatan permodalan, LPDB-KUMKM juga bertugas untuk mendampingi dan mendorong koperasi agar lebih berkembang,” lanjut Supomo.
Perkuatan permodalan yang digulirkan LPDB-KUMKM, sambung Supomo, selain bertujuan untuk meningkatkan usaha koperasi dan kesejahteraan anggota, akses pembiayaan yang menawarkan bunga layanan rendah ini diharapkan dapat mendorong koperasi-koperasi di Indonesia untuk tumbuh dan berkontribusi lebih terhadap perekonomian nasional.