Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) melakukan inisiasi pembentukan ekosistem bisnis akses pasar petani tebu dari koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pangan.
Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo menjelaskan, selain inisiasi pembentukan ekosistem petani tebu, program ini juga dalam rangka mendukung program ketahanan pangan pemerintah dari komoditi gula.
Hal ini disampaikan Supomo saat melakukan kunjungan kerja ke Koperasi Mitra Usaha Mandiri Semboro di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur.
Koperasi yang beralamat di Jalan Kamardikan Desa Sidomekar Semboro Kabupaten Jember Jawa Timur memiliki satu kantor pusat dan 13 orang karyawan. Diketuai oleh Saptadi, koperasi yang hingga kini memiliki 723 orang anggota, mencatatkan total asset per 2022 sebesar Rp224,95 miliar.
Dalam kunjungan ini Supomo juga berdiskusi langsung dengan pengurus koperasi dan General Manager Pabrik Gula Semboro Nor Dradjat Rahman.
Diskusi ini membahas kerja sama ekosistem bisnis antara Koperasi Mitra Usaha Mandiri sebagai mitra LPDB-KUMKM dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang merupakan sub-holding perkebunan komoditi gula.
“Jadi ekosistem ini harus terbentuk dari hulu ke hilirnya, dan LPDB-KUMKM membiayai untuk budidaya tanaman tebu tapi jangan sampai setelah panen tebu hasilnya tidak jelas nih siapa yang beli siapa yang nampung, nah ini kami sinergikan dengan PT SGN yang merupakan gabungan Pabrik Gula milik BUMN,” kata Supomo.
Supomo menegaskan, LPDB-KUMKM sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian Koperasi dan UKM tentu tidak hanya menyalurkan dana bergulir saja, namun juga terlibat memastikan ekosistem bisnis koperasi terbentuk dari hulu ke hilir dengan jelas.
“Dengan ini diharapkan nantinya petani tebu akan mendapatkan kepastian harga dan jangan sampai koperasi menelantarkan petani karena tujuan utama LPDB-KUMKM adalah menyejahterakan anggota koperasi, dalam hal ini adalah para petani,” jelas Supomo.
Mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional
Supomo menegaskan, dengan adanya ekosistem ini, maka akan mendukung program ketahanan pangan dari pemerintah dan juga peningkatan pendapatan masyarakat khususnya para petani tebu.
“Ini salah satunya komoditi ketahanan pangan nasional sehingga ekosistem inilah yang kita ikut andil untuk support, sehingga dengan adanya ekosistem yang semakin bagus dan transparan, dampaknya semakin banyak para petani yang ikut menanam tebu, danl stok gula nasional semakin meningkat sehingga program ketahanan pangan akan terbantu,” jelas Supomo.