Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan bahwa tahun 2023 ini menjadi peluang yang baik bagi pelaku UMKM untuk menguasai pasar domestik sebab ketidakpastian dunia telah menyebabkan rantai pasok global terganggu dan konsumsi domestik akan menjadi hal yang diandalkan untuk pertumbuhan ekonomi.
“Tahun ini menjadi momentum bagi produk UMKM atau brand lokal untuk menguasai pasar domestik. Karena supply chain dunia terganggu, jadi momentumnya untuk memanfaatkan potensi dalam negeri,” ucap MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Digital Acceleration Summit yang diselenggarakan oleh Bukalapak di Bukalapak Headquarter, Cilandak, Jakarta, Kamis (12/01).
Lebih lanjut, Menteri Teten menegaskan bahwa pada tahun ini, pemerintah berkomitmen untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menjaga konsumsi rumah tangga tetap kuat.
Pemerintah dikatakan telah membuat kebijakan belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk wajib membeli produk dalam negeri sebanyak 40 persen atau mencapai Rp400 triliun.
“Ini bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,8 persen dan menciptakan 2 juta lapangan kerja. Ini penting di tengah ketidakpastian dunia,” kata Menteri Teten.
Dia menekankan, pada tahun ini kunci untuk menjaga perekonomian Indonesia ialah membeli dan mengonsumsi produk dalam negeri atau produk UMKM.
“Lupakan beli produk asing. Buatan kita lebih bagus dari buatan Tiongkok. Kita lihat yang punya daya beli besar itu kan kelas menengah atas yang uangnya nganggur selama pandemi. Itu karena tidak berwisata, dan diam di rumah saja. Sekarang PPKM telah dicabut, maka mereka akan mulai spending money dan mendukung daya beli masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Bidang Kewirausahaan Kadin Indonesia Aldi Haryopratomo mengatakan bahwa tahun ini memang menjadi kesempatan yang baik bagi pelaku UMKM untuk mengambil alih pasar dalam negeri.
“Karena dari luar negeri kan susah masuk barangnya sekarang. Menurut kami tahun ini menjadi kesempatan bagi UMKM. Jadi bisa ditargetkan segmen produk yang harus dihasilkan,” ucap Aldi.
Menurutnya, Kadin juga memiliki banyak program untuk membantu UMKM agar semakin luas aksesnya ke pasar dan industri.
Selain itu, dari segi keuangan, Kadin juga memiliki banyak program bekerja sama dengan P2P lending dan perbankan untuk memberikan pembiayaan ke UMKM. Pihaknya juga berkomitmen untuk melatih UMKM agar dapat mengatur keuangan mereka.
“Kami ingin kuatkan fondasi UMKM agar bisa ekspansi dan mengambil kesempatan saat resesi,” ujarnya.
Sementara itu, CEO BukaFinancial & Commerce Victor Putra Lesmana menuturkan bahwa UMKM saat ini telah menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Guna memaksimalkan potensi agar dapat memanfaatkan pasar dalam negeri di tengah ketidakpastian, pemberdayaan bagi UMKM dikatakan akan menjadi kunci untuk dapat menjangkau konsumen Indonesia.
“Banyak hal yang harus diberdayakan agar dapat menjangkau konsumen Indonesia. Konsumen kita luas, ada yang pakai e-commerce, sosial media, dan lainnya untuk belanja. Maka UMKM harus bisa mengembangkan diri untuk memanfaatkan beragam platform. UMKM juga diharapkan tidak jago kandang tapi dapat melangkah ke dunia internasional,” ucap Victor.