Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara, untuk mengembangkan tiga komoditas laut bernilai ekonomi tinggi yakni lobster, teri, dan rumput laut sebagai produk unggulan daerah.
“Saya sudah keliling ada 3 yang saya lirik. Pertama teri, lalu budidaya lobster dari satu keramba ukuran tidak lebih 8 meter bisa untung Rp1 miliar setahun, dan juga rumput laut. Ini punya potensi besar untuk dikembangkan,” kata MenKopUKM Teten Masduki saat acara Dialog Bersama Pelaku UMKM dan Koperasi Buton Tengah, di Sulawesi Tenggara, Sabtu (10/9).
Menurut Menteri Teten, Indonesia perlu mencontoh negara lain dalam hal pengembangan komoditas unggulannya. Seperti Norwegia yang pendapatan negaranya saat ini dominan berasal dari komoditas ikan salmon.
Selain itu, Selandia Baru juga dapat menjadi contoh lainnya karena mereka fokus pada pengembangan olahan dari sapi termasuk daging dan susu.
“Kita harus mencontoh mereka karena fokus pada keunggulan domestiknya. Tapi juga harus didukung melalui riset dan inovasi karena Indonesia ini punya kondisi yang berbeda-beda dan harus disesuaikan,” kata Menteri Teten.
Lebih lanjut, dia juga melihat Kabupaten Buton Tengah memiliki keindahan alam yang dapat dikembangkan. Jumlah pariwisata di Buton Tengah sebanyak 53 tempat yang terbagi dalam 4 macam, yaitu wisata sejarah 3 lokasi, wisata bahari 15 lokasi, wisata budaya 10 lokasi dan wisata alam 25 lokasi yang tersebar dalam 7 kecamatan di sekitar Kabupaten Buton Tengah.
Sebanyak 53 destinasi wisata di Buton Tengah tersebut belum semuanya dapat dikembangkan, namun demikian ada lokasi cave diving yang sudah menjadi destinasi sport tourism internasional.
Daya tarik wisata alam ini perlu dikonservasi untuk memastikan keberlanjutannya. Sehingga kemitraan strategis dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan sangat penting untuk dilakukan dalam hal pemanfataan wisata bahari.
Menteri Teten juga menilai Koperasi Jasa Sentra Wisata Alam Nusantara (KOPISETARA) dapat dijadikan sebagai mitra dalam mengembangkan pariwisata alam yang berkelanjutan.
“Pemerintah daerah diharapkan dapat membentuk perusahaan daerah di bidang pariwisata bekerja sama dengan KOPISETARA,” tuturnya.
Tak hanya itu, jambu mete yang merupakan komoditas tumpuan masyarakat pedesaan di lahan kering marginal dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga dapat dikembangkan lebih jauh. Produksi kacang mete di Buton Tengah sendiri mencapai 2.465,68 ton dengan luas 12.864 hektare.
Di tempat yang sama, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi berharap dengan kehadiran Menteri Teten dapat membawa keberkahan bagi Kabupaten Buton Tengah dalam mengembangkan potensi yang dimiliki dan belum dikembangkan lebih lanjut.
“Kami akan bantu koperasi dan UMKM untuk berkembang lebih jauh lagi. Mudah-mudahan kehadiran Pak Menteri memberikan keberkahan di Sulawesi Tenggara khususnya di Buton Tengah,” ucap Ali Mazi.