Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mendorong Koperasi Karyawan (Kopkar) untuk masuk menjadi bagian dari ekosistem industri manufaktur di Indonesia.
“Model koperasi seperti ini seharusnya ada di setiap industri manufaktur. Mereka bisa meniru model bisnis yang sudah ada disini,” ucap MenKopUKM, Teten Masduki, saat melakukan kunjungan kerja ke Kopkar Adis Dimension Footwear, Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (25/1).
Lebih dari itu, melihat toko ritel modern (supermarket/swalayan) yang dimiliki Kopkar Adis, Menteri Teten mengakui sangat terinspirasi untuk mengembangkannya seperti halnya jaringan swalayan/supermarket Coop yang dikelola koperasi di Prancis.
“Coop itu jaringan ritel modern terbesar keempat di dunia, setelah Wallmart, Tesco, dan Carrefour. Dan itu dimiliki dan dikelola koperasi,” ucap MenKopUKM.
MenKopUKM meyakini, bila koperasi dikelola dengan benar dan profesional, bisa menjadi satu kekuatan ekonomi. “Dan saya melihat embrio atau benihnya ada di Kopkar Adis. Saya melihat toko ritelnya sudah siap untuk dikembangkan,” ucap Menteri Teten.
MenKopUKM pun siap mendukung penuh upaya menjadikan Kopkar Adis sebagai kekuatan jaringan ritel modern di industri manufaktur di Indonesia. “Saya membayangkan, setiap pabrik yang ada, memiliki supermarket seperti ini, yang kemudian dikelola oleh Kopkar Adis,” ucap Menteri Teten.
Untuk pengembangan produk-produknya yang ada di supermarket Kopkar Adis, Menteri Teten menyebutkan bisa dihubungkan dengan koperasi-koperasi produsen yang ada. Misalnya, dengan koperasi holtikultura (Ciwidey, Bandung), koperasi beras (Semarang), koperasi petani pisang cavendish, dan sebagainya.
MenKopUKM mendorong AdisMart membuka banyak toko di sekitar pabrik. “Dan konsumennya, bisa menjadi anggota toko yang terkoneksi secara online,” kata Menteri Teten.
Yang pasti, menurut MenKopUKM, bila memiliki Kopkar seperti Adis, perusahaan akan banyak mendapat manfaat. Dimana, semua kebutuhan (konsumsi) karyawan sehari-hari bisa dipenuhi Kopkar dengan harga jauh lebih murah.
Bahkan, Kopkar punya dukungan pembiayaan untuk karyawan (anggota) yang sifatnya mendesak, seperti biaya sekolah anak, renovasi rumah, dan lainnya. “Mereka tidak akan lagi terjebak rentenir. Ini sudah menjadi ekosistem bagi kesejahteraan karyawan,” kata Menteri Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kopkar Adis Dimension Footwear Maryono mengatakan koperasinya memiliki Future Plan yang siap diwujudkan, untuk lebih menyejahterakan anggota. Diantaranya, menyiapkan Pujasera di lokasi perusahaan, membangun aplikasi e-commerce bagi produk-produk dari anggota Kopkar, dan siap melayani delivery order setiap pembelian (belanja) di Kopkar Adis.
“Future Plan lainnya adalah membuka jaringan AdisMart di luar perusahaan,” ucap Maryono.
Maryono menambahkan, dengan jumlah anggota aktif sebanyak 9.693 orang, Kopkar Adis sudah menerapkan integrasi sistem online dalam melayani anggota (My Siskop Adis). “Kami sudah beradaptasi dengan perubahan teknologi,” kata Maryono.
Ia menyebutkan Kopkar Adis memiliki aset sebesar Rp78,67 miliar dengan omzet Rp97,12 miliar pada 2022.
Sementara Chairman PT Adis Dimension Footwear Harijanto mengatakan Kopkar Adis yang sudah berusia 30 tahun lebih memiliki perjalanan panjang berliku sebelum menjelma seperti sekarang. “Pernah bangkrut karena salah urus. Tapi, kemudian, kita kelola koperasi dengan benar dan profesional hingga menjadi seperti sekarang,” kata Harijanto.
Harijanto menyebutkan, pihak manajemen perusahaan akan terus mendukung pertumbuhan dan pengembangan koperasi di Indonesia. “Kami siap mendukung program-program dari KemenkopUKM,” kata Harijanto.