Dalam rangka memperingati peristiwa Nakbah ke-75, Adara Relief International (Adara) bekerja sama dengan Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) SKSG Universitas Indonesia menyelenggarakan acara bertajuk Ongoing Nakba, “Reveal the Truth of Palestine”. Acara tersebut digelar sebagai upaya melanjutkan hubungan kebangsaan Indonesia-Palestina yang telah dimulai oleh para pendiri bangsa yang sejak awal memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
“Kit kembali mengukuhkan dukungan bangsa Indonesia terhadap Palestina. Sebagaimana pesan Bung Karno untuk kita semua bahwa, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” kata Direktur Utama Adara Maryam Rachmayani, dalam keterangan, Senin (29/5/2023).
Sementara itu, Miko Peled seorang Yahudi Israel pro-Palestina menjelaskan, peristiwa malapetaka (catastrophe) Nakbah adalah peristiwa besar terjadinya pembantaian, pembersihan etnis yang terjadi di kepada rakyat Palestina. Saat negara Israel didirikan, Palestina hanyalah Palestina, setiap peta yang terlihat adalah Palestina.
“Namun saat jutaan orang terusir, dan tak terhitung jumlahnya orang Palestina yang dibunuh, kota-kota diambil alih, gerakan zionis menjadi negara Israel. Lalu orang-orang melupakan Palestina. Tapi, setelah 75 tahun setelah peristiwa Nakbah, perilaku apartheid Israel di atas warga Palestina masih terus terjadi dan menjadi semakin buruk setiap waktu,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Indonesia Bagus Hendraning Kobarsyih menambahkan, jalur diplomasi yang ditempuh oleh Indonesia oleh turut memberi sumbangsih dalam mengangkat persoalan Palestina di pembahasan tingkat dunia. Melalui Amnesti Internasional, berbagai kejahatan yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, telah dikategorikan sebagai perilaku apartheid.
“Maka, PBB secara resmi memperingati Hari Nakbah pada Senin (15/5/2023),” imbuhnya.
Ketua KTTI, SKSG UI Yon Machmudi menyatakan bahwa, kemerdekaan Palestina menjadi solusi perbaikan ekonomi secara permanen. Karena itu membangun SDM menjadi sangat penting. Oleh karena itu, bangsa Indonesia perlu menjadikan Palestina isu internasional. Sehingga tidak responsif saat ada kejadian besar saja.