Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim mengungkapkan bahwa untuk menjadi wirausaha produktif harus dibentuk, dicetak, dan dipupuk sejak dini karena keberhasilan menciptakan wirausaha bukan hanya karena faktor keturunan.
“Dan ini menjadi tanggung jawab kami sebagai pemerintah untuk menciptakan program-program yang bisa membantu generasi muda menjadi wirausaha,” ucap SesKemenKopUKM Arif Rahman saat dialog interaktif di sela-sela acara Young Entrepreneur Wanted di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, Kamis (8/12).
Tujuan kegiatan ini, kata Arif, tidak lain untuk menjaring dan mengubah pola pikir para mahasiswa agar setelah lulus nanti tergerak dan berminat menjadi wirausaha. “Terlebih lagi, KemenKopUKM memang diberikan mandat untuk bisa menumbuhkan 1 juta wirausaha produkif di Indonesia,” kata SesKemenKopUKM.
SesKemenKopUKM berharap para mahasiswa yang dulu trennya selalu ingin menjadi pegawai sekarang sudah banyak yang mengubah cita-cita ingin menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan menjadi wirausaha.
Arif pun menggambarkan kondisi terkini dimana lulusan SLTA setiap tahun itu ada lebih dari 1,9 juta yang tidak tertampung ke perguruan tinggi. Kemudian, lulusan perguruan tinggi tiap tahunnya ada 1,2 juta yang juga akan masuk ke dunia kerja.
“Tentunya, ini membutuhkan lapangan pekerjaan. Kalau kita semua orientasinya mencari pekerjaan, lantas siapa yang menciptakan pekerjaan,” ujar Arif.
Oleh karena itu, KemenKopUKM membuat struktur organisasi yang baru, yang salah satunya ada Deputi Bidang Kewirausahaan bertugas khusus membangun dan menumbuhkan kewirausahaan. “Sehingga, kita gulirkan kebijakan-kebijakan untuk bisa menumbuhkan wirausaha baru yang targetnya 1 juta,” kata SesKemenKopUKM.
Arif meyakini para mahasiswa ISI Yogyakarta bisa membantu meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia hingga bisa menembus level 5 persen. “Saya yakin karena wajah-wajah pengusaha tampak pada mahasiswa di sini yang terlihat kreatif dan inovatif. Jadi, sudah bisa kelihatan yang bisa menciptakan produk-produk,” kata SesKemenKopUKM.
Setelah Young Entrepreneur Wanted ini, Arif mendorong ISI Yogyakarta memiliki inkubator, sebagai tempat yang diandalkan untuk para mahasiswa menjadi wirausaha.
“Saya mendapat informasi dari Rektor ISI, inkubator bisnis sudah mulai berproses. Jadi, ISI berkomitmen untuk menelurkan untuk menghasilkan calon-calon entrepreneur lebih banyak lagi,” kata Arif.
Nantinya, melalui inkubator ini ke depan ISI mulai menata program untuk mewujudkan mahasiswa menjadi wirausaha. Bahkan, SesKemenkopUKM menyarankan dari awal harus diketahui, mana yang mau menjadi dosen dan mana yang mau menjadi pengusaha.
“Yang mau jadi pengusaha juga sudah dipersiapkan sejak awal. Tinggal mencari dan dipersiapkan skema pemodalnya,” ucap Arif.
Memperbanyak Portofolio
Dalam kesempatan yang sama, Program Director Djarum Foundation Primadi Serad sepakat bahwa Indonesia memang membutuhkan lebih banyak wirausaha baru. “Kami mencoba memberi sedikit bekal ilmu ketika nanti para mahasiswa lulus,” kata Primadi.
Yang terpenting, bagi Primadi, adalah portofolio. “Jadi, selama kuliah jangan sia-siakan waktu, jangan buang-buang waktu, perbanyak portofolio sedini mungkin, kalau nanti mau jadi entrepreneur,” ucap Primadi.
Narasumber lainnya, CEO Mil&Bay Rico Rindoko menjelaskan bahwa jika ingin menjadi pengusaha, harus menyiapkan diri dari sejak di bangku kuliah.
“Di dunia pekerjaan, skill apa yang harus digali lagi. Mahasiswa harus menyiapkan personal brandingnya. Branding dari awal, kalau kita sedang menyiapkan usaha. Mulai melakukan market research, dan sebagainya,” ucap Rico.