PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus proaktif membantu pemerintah dalam hal ketahanan pangan dengan memperkuat dukungan pembiayaan dalam program Taksi Alsintan.

Taksi Alsintan merupakan program dari Kementerian Pertanian dalam rangka membantu menyediakan alat dan mesin pertanian (Alsintan) secara mandiri oleh pelaku usaha di sektor pertanian melalui fasilitasi bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

BNI sebagai bank milik negara, memiliki tugas untuk membantu pemerintah menangani berbagai isu nasional termasuk ketahanan pangan melalui pemberian KUR di sektor pertanian.

Di samping itu, BNI memandang pertanian sebagai sektor potensial karena memiliki sisi pengembangan luas, khususnya dalam penerapan inovasi pertanian yang berdampak positif pada kuantitas dan kualitas produksi.

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengungkapkan isu terkait ketahanan pangan semakin krusial khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan iklim.

Menurutnya, penggunaan Alsintan diharapkan dapat menghasilkan percepatan peningkatan mutu pengelolaan tanah, peningkatan intensitas pertanaman, efisiensi biaya produksi, penyelamatan kehilangan hasil dan peningkatan mutu hasil pada saat panen.

“Dengan dukungan dari BNI melalui program KUR, membantu petani untuk meningkatkan hasil panen. Hal ini bisa mendorong percepatan ketahanan nasional Indonesia,” ujarnya, Senin (9/10/2023).

Adapun, rata-rata pertumbuhan penyaluran KUR BNI di sektor pertanian dalam empat tahun terakhir sebesar 7,5% hingga 10% dengan baki kredit 2022 telah mencapai Rp9,69 triliun. Program Pembiayaan Taksi Alsintan telah mencapai Rp64,1 miliar dengan total debitur mencapai 189 debitur.

Menurut Okki, pemanfaatan Alsintan bertujuan untuk memberikan kemudahan serta lebih mengurangi biaya produksi.

Saat ini berbagai Alsintan yang sering digunakan adalah traktor, rotavator, bajak singkal, garu sisir, garu piring, hingga bajak subsoil.

“BNI melihat sektor ketahanan pangan Indonesia memiliki potensi untuk berkembang lebih baik. Banyak teknologi yang dapat dikembangkan untuk membuat pertanian Indonesia memiliki produksi yang lebih besar dan berkualitas,” kata Okki. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *