Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) bekerja sama dengan Ministry of SMEs and Startups of Republic Korea kembali menyelenggarakan Korea-ASEAN Business Model Competition untuk yang ketiga kalinya.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenKopUKM) Arif Rahman Hakim mengapresiasi serta mendukung kegiatan ini. Menurutnya, melalui kegiatan ini bangsa Indonesia dapat melihat langsung UKM yang telah mengadopsi praktik bisnis yang mendukung pencapaian SDGs.
“Dengan diadakannya Korea-ASEAN Business Model Competition SDGs 2022 akan memunculkan inovator-inovator baru yang memiliki concern terhadap bisnis yang memberikan dampak positif pada sosial, ekonomi, dan lingkungan” kata SesmenKopUKM Arif Rahman Hakim saat memberikan sambutan mewakili Menteri Koperasi dan UKM dalam acara The Korea-ASEAN Business Model Competition for SDGs di Jakarta, Rabu (7/9)
Acara yang mengusung tema “the 3rd Korea-ASEAN Business Model Competition for SDGs 2022” tersebut bertujuan untuk mendukung pengembangan startup dan UKM dari Korea dan negara-negara ASEAN.
Arif mengungkapkan pandemi COVID-19 telah mengakibatkan krisis kesehatan dan perekonomian yang memperburuk capaian SDGs. “Kemiskinan ektrem dunia meningkat dari yang semula diharapkan turun ke 7,5 persen di tahun 2021, naik kembali ke 9,4 persen,” kata Arif.
Namun di sisi lain pandemi COVID-19 telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi krisis. Sejalan dengan itu kesadaran masyarakat akan ekonomi hijau, rendah karbon, efisien sumber daya, dan inklusif secara sosial juga makin meningkat.
Ekonomi hijau hadir sebagai salah satu solusi dalam upaya mengurangi dampak negatif eksploitasi sumber daya oleh industri dan mendukung pencapaian SDGs. Selain itu, terdapat peluang bisnis yang besar di dalamnya.
“Untuk itu UKM harus menangkap peluang ini dan membangun bisnis dengan mengimplementasikan praktik ekonomi hijau di berbagai sektor industri,” kata SesmenKopUKM.
Sejalan dengan hasil studi World Economic Forum 2020 bahwa estimasi transisi ekonomi hijau dapat menghasilkan peluang bisnis senilai 10 triliun dolar AS dan membuka 395 juta lapangan pekerjaan pada 2030.
Arif mengungkapkan terdapat tantangan bagi UKM untuk memasuki ekonomi hijau, diantaranya adanya kesulitan dalam pembiayaan usaha, tantangan dalam perancangan kebijakan fiskal yang tepat sasaran, serta kesadaran dan minat UKM dalam menggunakan bahan baku dan proses pengolahan yang ramah lingkungan yang menjadi tantangan tersendiri.
Untuk itu diperlukan lebih banyak investasi bisnis yang mengadopsi praktik ekonomi hijau untuk mempercepat kemajuan SDGs.
“Kita juga harus memperkuat kolaborasi dan keterlibatan banyak pemangku kepentingan termasuk sektor swasta, LSM, lembaga penelitian, lembaga pemerintah baik dalam negeri maupun lintas negara,” kata Arif.
Lebih lanjut, Arif berharap kepada top 10 Korea-ASEAN Business Model Competition SDGs 2022 yang terpilih untuk selalu semangat berjuang menunjukkan keunggulan usaha kepada calon investor.
Pada kesempatan yang sama, turut hadir Younji Kang, ASEM UKM Eco-Innovation Center (ASEIC) yang mengatakan melalui Kompetisi Model Bisnis Korea-ASEAN, ASEIC berharap dapat mendukung startup dan UKM untuk menerjemahkan ide-ide inovatif mereka ke dalam model bisnis yang dapat diterapkan.
“Saya sangat yakin bahwa top 10 Korea-ASEAN Business Model Competition SDGs 2022 yang terpilih telah mengerahkan banyak upaya dan waktu untuk mempersiapkan acara hari ini. Saya berharap yang terbaik dan sukses untuk semua peserta,” kata Younji Kang.