Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki memastikan bahwa pemerintah terus memberikan berbagai macam kemudahan untuk mendukung upaya peningkatan ekspor produk UMKM salah satunya terkait pembentukan ekosistem ekspor.

“Di dalam ekosistem ekspor ini mempertemukan aggregator dan pelaku UMKM ekspor yang didukung lembaga pembiayaan ekspor seperti Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan BNI Xpora, termasuk business matching antara aggregator dengan UKM,” kata MenKopUKM Teten Masduki pada penutupan acara Xpora International Logistic & Trade Expo 2022, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (14/12).

Kedua, capacity building yang terkait pengembangan kapasitas dan kemampuan ekspor UMKM disertai dengan pendampingan dan fasilitasi standardisasi. “Begitu juga dengan sertifikasi ekspor produk UMKM seperti organic, HACCP, BRC, ISO, hingga pembentukan Rumah Produksi Bersama,” kata Menteri Teten.

Ketiga, fasilitasi buyer mapping dan market intelligence untuk produk natural ingredients ke pasar Eropa. “Kami sudah bekerja sama dengan Swiss Import Promotion Program atau SIPPO. Kita akan kloning apa yang sudah dilakukan SIPPO,” ucap MenKopUKM.

Keempat, kolaborasi perluasan pasar dengan Diaspora Indonesia yang menjadi aggregator. Di antaranya, Pasar Norwegia, kerja sama dengan Kadin dalam bentuk Indonesia Trading House di Swiss hingga kolaborasi antara KemenKopUKM, Kementerian Agama, Kementerian Perdagangan, dan Kadin, untuk pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umroh.

Kelima, perluasan pasar melalui platform e-commerce seperti shopee, Lazada, dan Amazon. Keenam, adanya katalog promosi digital UKM potensial ekspor melalui website https://smesta.kemenkopukm.go.id.

“Mengingat banyaknya jumlah UMKM dan tidak semua UMKM memiliki kapasitas SDM yang memadai untuk mengekspor produk, maka KemenkopUKM menekankan pengembangan agregator. UMKM yang berhasil mengekspor produk didorong untuk menjadi agregator agar membantu UKM lainnya dalam mengekspor barang,” ucap Menteri Teten.

Menteri Teten menambahkan, pemerintah menargetkan kenaikkan kontribusi ekspor UMKM nasional di kisaran 17 persen pada 2024. Target tersebut, tentu memerlukan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak seperti yang saat ini dilakukan BNI Xpora dan Bea Cukai untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM di Indonesia.

“Saya berharap Xpora International Logistic & Trade Expo 2022 dapat menjadi model yang diterapkan di daerah lain dan memacu semangat UMKM untuk melakukan ekspor,” ucap MenkopUKM.

Kualitas, Kuantitas, dan Kontinuitas

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kanwil Bea Cukai Sulbagsel Nugroho Wahyu Widodo menyatakan, seluruh pelaku UKM jangan sibuk berkompetisi, tapi harus mulai berkolaborasi. “Karena, saat ini, kita menghadapi 3 hal yang harus segera kita pastikan. Yakni, kualitas produk harus bagus, kuantitas harus lebih banyak, dan kontinuitas” kata Nugroho.

Oleh karena itu, kata Nugroho, untuk bisa memenuhi pasar internasional, tiga hal tersebut harus segera diwujudkan.

Nugroho pun mengajak para pelaku UKM yang menghadapi kendala atau masalah saat melakukan ekspor, datang ke Bea Cukai untuk dicarikan solusinya. “Karena, pemerintah harus menjadi solusi bagi UKM, khususnya yang ada di Sulsel,” kata Nugroho.

Ia juga menyebutkan, hingga November 2022 terjadi peningkatan ekspor dari UKM lebih dari 50 persen.

Ke depan, Nugroho berharap kolaborasi antara Bea Cukai, Kementerian/Lembaga, Karantina, Imigrasi, Pelindo, dan sebagainya, harus lebih ditingkatkan lagi. “Termasuk dengan perbankan, sebagai wadah pembiayaan ekspor,” ucap Nugroho.

Sebelumnya, Kepala Kantor Pelayanan Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono menjelaskan, Xpora International Logistics and Trade Expo merupakan kolaborasi dan sinergi pemerintah dan BUMN, yakni Bea Cukai Makassar dan BNI 46 Wilayah 7 Makassar. Nama Xpora akronim dari Export Assistance Bea Cukai Makassar.

Xpora International Logistic and Trade Expo merupakan ekspo pertama yang menghadirkan seluruh unsur dalam kegiatan ekspor. Mulai dari instansi karantina perikanan, karantina pertanian, FTA Center Kementerian Perdagangan, Sertifikasi Halal Kementerian Agama, HAKI Kementerian Hukum dan HAM, serta tempat pembuatan paspor dari Ditjen Imigrasi. Kemudian, ada lembaga pembiayaan yakni BNI.

Adapun program export assistance merupakan terobosan one stop service dalam suply chain ekspor, dimana UMKM terhubung langsung dengan seluruh pihak, terkait dalam kegiatan ekspor (logistic, buyer, pembiayaan).

UMKM dapat mengurus izin dan konsultasi di satu tempat, seperti perizinan karantina, halal, paten produk, kepabeanan, dan juga terkait pengurusan paspor.

“Ouput dari kegiatan itu adalah penandatangan kesepakatan pengembangan UMKM bersama eksportir penerima fasilitas fiskal, dan investasi ke beberapa UMKM,” kata Andhi.

Hadir pada kesempatan itu Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman.

Makassar, 15 Desember 2022
Humas Kementerian Koperasi dan UKM
Medsos resmi: @Kemenkopukm
[15/12 17.42] Ali Imron Humas Kemnkop: Nomor: 556/Press/SM.3.1/XII/2022

Siaran Pers

Dukung BRILianpreneur, MenKopUKM Optimistis Target Ekspor UMKM 17 Persen Tercapai

Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki optimistis target kontribusi ekspor produk UMKM Indonesia pada 2024 bisa menembus 17 persen, di mana saat ini baru menyentuh angka 15 persen.

“Kami menyambut baik upaya dari berbagai pihak yang turut mendorong kontribusi ekspor UMKM terus meningkat,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Opening Ceremony UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di JCC, Jakarta, Kamis (15/12).

Salah satunya melalui event yang digelar PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, UMKM Expo(rt) BRILianpreneur di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14-18 Desember 2022, yang diharapkan kontribusi ekspor UMKM bisa mencapai target Pemerintah pada 2024.

“Kita di tahun 2024 menargetkan ekspor naik 17 persen. Hari ini ekspor produk UMKM kita baru 15,65 persen masih rendah jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebesar 19,7 persen, Malaysia 17,3 persen, dan Thailand sebesar 28,7 persen,” ucap MenKopUKM.

Menteri Teten turut mengapresiasi capaian business matching antara UMKM dan buyer di BRILianpreneur per Kamis (15/12) yang sudah menyentuh kontrak bisnis di angka Rp1,2 triliun. Ia menyakini, angka tersebut terus naik hingga berakhirnya gelaran event BRILianpreneur. “Saya mendukung penuh kegiatan BRILianpreneur dan mengajak masyarakat menggunakan produk lokal dan bangkit bersama,” ucap Teten.

Meski begitu kata MenKopUKM, hal itu juga tak lepas dari tantangan yang ada. Setidaknya disebutkan Teten, ada tiga kendala yang dihadapi UMKM dalam melakukan ekspor yaitu, kualitas, kuantitas yang terkait logistik, dan literasi.

Dalam mengatasi berbagai kendala dan tantangan tersebut, KemenKopUKM aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Bea Cukai, lembaga pembiayaan, maupun lembaga sertifikasi terkait percepatan ekspor.

Tak hanya itu, diperlukan juga terobosan dan strategi efektif bagaimana fokus melakukan pendampingan secara terus-menerus. Termasuk memperbaiki ekosistem terhadap produk yang mempunyai potensi ekspor. “Di mana market demand-nya ada, karena banyak pula komoditas produk UMKM yang diekspor tapi ekosistemnya belum baik, harus diperbaiki bersama seluruh pihak,” kata Menteri Teten.

Ia menekankan, sebesar 96 persen lapangan kerja disediakan oleh usaha mikro. Namun, karena lapangan kerja yang tersedia juga harus berkualitas, ia pun mendorong usaha mikro lebih lagi dan naik kelas, sehingga kapasitas maupun kualitas produknya yang dihasilkan berkualitas.

MenKopUKM mendorong pembiayaan kepada UMKM bukan hanya modal kerja, tetapi juga investasi untuk meningkatkan kapasitas. Di dalam negeri, Pemerintah aktif meningkatkan belanja UMKM dengan target 40 persen tahun ini.

“Tapi Presiden Jokowi memberikan arahan angka tersebut terus ditingkatkan. Saya yakin kita bisa berhasil dan mampu menyerap lebih dari 40 persen produk UMKM. Termasuk UMKM yang masuk dalam rantai pasok industri dan BUMN,” katanya.

Menteri Teten mengatakan, Pemerintah terus mengampanyekan konsumsi produk UMKM sebab hal itu terbukti di capaian pertumbuhan ekonomi kuartal III-2022 mencapai 5,7 persen, yang sekitar 54 persennya ditopang oleh konsumsi rumah tangga melalui belanja produk dalam negeri.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, tahun lalu penyelenggaraan BRILianpreneur diikuti oleh 500 UMKM. Sementara tahun ini BRILianpreneur melibatkan 500 UMKM bazaar dan 250 UMKM showcase di mana pada tahun lalu mencapai transaksi sebesar Rp10,3 miliar. “BRILianpreneur kali ini kami targetkan tembus Rp 15 miliar,” ucap Sunarso.

Sedangkan nilai kontrak ekspor dari business matching BRILianpreneur tahun lalu mencapai 65 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 1 triliun. Dan tahun ini ditargetkan bisa menembus 75 juta dolar AS (Rp 1,17 triliun).

“Dapat saya laporkan sejak 8 Desember 2022 sampai hari ini nilai kontrak ekspor sudah tembus 76,74 juta dolar AS atau senilai Rp 1,2 triliun. Buyer tahun lalu sebanyak 14 negara, dan tahun ini kita bawa 20 negara yang sudah melakukan business matching,” katanya.

Selanjutnya kata Sunarso, saat pandemi COVID-19 banyak UMKM yang bisnisnya diterjang bahkan kalang kabut. BRI pun merestrukturisasi kredit yang nilai akumulasinya mencapai Rp252,7 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM. Adanya restrukturisasi tersebut sambungnya, sebanyak Rp91 triliun kredit telah dilunasi oleh UMKM selama dua tahun berjalan.

“Memang ada yang tidak bisa diselamatkan yaitu mencapai Rp12,75 triliun atau sekitar 5 persen dari total restrukturisasi yang diberikan BRI. Saat ini sisa restrukturisasi sebesar Rp116,45 triliun diharapkan mereka segera keluar dari restrukturisasi,” katanya.

Sunarso menegaskan, BRILianpreneur menjadi salah satu upaya BRI dalam kontribusinya menyejahterakan rakyat melalui pengembangan UMKM, menyediakan lapangan kerja dari segmen UMKM agar Indonesia lebih sejahtera.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menambahkan, acara BRILianpreneur juga selaras dengan Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang mengajak seluruh masyarakat menggunakan produk lokal dari UMKM.

“Semakin tingginya kesadaran menggunakan produk lokal, saya yakin meski di tahun depan kita dihadapkan dengan ancaman resesi, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi masih bisa tumbuh di atas 5 persen. Ditambah lapangan kerja yang tercipta dari UMKM juga terus tumbuh dan berkualitas, dengan mengangkat serta menaikkelaskan usaha mikro ke kecil, kecil ke menengah, menengah ke usaha besar,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *