Satu lagi yang membanggakan Indonesia di kancah Internasional, Dr Hj Chandra Motik Yusuf SH MSc yang berhasil meraih penghargaan Internasional di bidang sastra diajang literasi tingkat internasional, Grand Prix for Excellence edisi XXIV “Antara Kata dan Tak Terhingga” yang diselenggarakan oleh National Association of Knights of The Order of The Republic of Italy dan dibantu oleh Asosiasi Onlus di wilayah Campania, Italia.
Ya, Chandra Motik Yusuf yang biasa dikenal sebagai Pakar Hukum Kemaritiman dan salah satu pengacara wanita beken di Jakarta ini kini
meraih peringkat kedua diajang tersebut.
Puisi Chandra Motik yang berjudul, Anna Maria, dimanakah engkau? Puisi tentang persahabatan berhasil lolos seleksi dari 60 kontestan dari beberapa negara dan kemudian lolos seleksi dari 30 kontestan dan akhirnya menjadi pemenang kedua kategori penyair asing.
Keputusan dewan juri diumumkan pada Juli 2023 dan Chandra Motik bersama Nia S Amira menjadi pemenang ajang kontes yang telah diselenggarakan sejak tahun 2000 ini. Nia S Amira sendiri meraih peringkat pertama di ajang ini.
Suatu kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi Indonesia, karena baru pertama kali orang Indonesia mengikuti ajang ini dan berhasil lolos seleksi menjadi juara pertama dan kedua dalam kategori penyair asing setelah mengalahkan 60 peserta lainnya dari berbagai negara. Penghargaan dan hadiah utama diserahkan di Royal Papal Basilica of San Francesco di Napoli, Italia pada 10 September 2023 kemarin.
Chandra Motik memang diajak Nia S Amira untuk menulis beberapa puisi untuk buku Antologi Puisi bersama puluhan penulis lainnya dari beberapa kota di Indonesia. Sejak itu, Chandra Motik makin gemar menulis puisi.
Pada bulan Februri 2023 lalu, bersama Nia, Chandra Motik kembali menulis tentang Italia. Chandra Motik membuat puisi tentang persahabatan saat ia dan Anna Maria yang berasal dari kota Roma dan sama-sama sedang belajar bahasa Inggris di London.
Kemudian puisi karya Chandra Motik diikutkan dalam literasi tingkat internasional, Grand Prix for Excellence edisi XXIV “Antara Kata dan Tak Terhingga” dan meraih peringkat kedua.
Perempuan kelahiran Palembang, 18 Pebruari 1954 ini dikenal sebagai Anak Menteng. Ia lahir dan besar di kalangan ‘penggede’ dan tinggal di daerah Menteng. Taman Surapati adalah taman tempatnya bermain saat kecil, bersepeda dan berlarian di sana. Mesjid Sunda Kelapa adalah Mesjid yang didirikan oleh ayahandanya, BR Motik alias Basyaruddin Rachman Motik.
Nia S Amira Sendiri seorang penulis dan jurnalis asal Indonesia. Nia S Amira bernama asli Kurnia Suprihatin lahir di Jakarta 22 September, puteri dari Rachim Osman jurnalis LKBN Antara asal Bukittinggi Sumatera Barat dan ibunya berdarah Jawa. Karya-karya Nia S Amira ditulis dalam Bahasa Inggris dan beberapa bahasa asing dan telah dipublikasikan oleh 30 media di Asia, Eropa dan Amerika.
Tampak dalam gambar, Nia Kurniati dan Chandra Motik didampingi Dubes Indonesia untuk Italy Lefianna H Fernandus. Cav Nicola Paone – Presidente, ideatore dei Premi, Cav.Uff.R.I.Pasquale Esposito – Presidente ANCRI Campanis, Brg Capo Ciro Esposito – Presidente N.O.S Bagnoli Napoli.
Tampak hadir juga dari Indonesia Yusuf Djemat, Budiharto Sulaiman beserta Istri Rina Rostina dan dari Jerman Edwin Subahri.